'Saya Gagal Memuaskan Kalian', Isak Tangis Kim Jong Un saat Membahas Guncangan Ekonomi di Korut
Pengamat menyatakan Kim tahu diirinya berisiko dilengserkan rakyatnya yang kecewa, kecuali jika bisa menuntaskan janji-janjinya.
Dia menjelaskan, pergantian rezim di negara tersebut tentu tidak akan datang dalam waktu dekat ini.
Baca juga: Ayah Menangis Kami Selalu Merindukanmu Nak, Bocah 10 Tahun Tewas setelah Duel dengan Pemerkosa Ibu

Meski demikian, Kim akan mendapatkan tantangan internal, terlebih 60 persen populasi Korut sangat miskin.
Kim tahu Amerika Serikat (AS) takkan bisa menginvasi.
Apalagi mereka mempunyai senjata nuklir.
"Kemungkinan dari dalam. Jika Anda melihat diktator dari seluruh dunia, pergantian kekuasaannya jelas terjadi secara internal," kata dia.
Ramon yakin, Kim Jong Un yang menangis itu menunjukkan bahwa dia merupakan "pria bersahaja" dan dibutuhkan Korut.
"Dia secara implisit menekankan kini adalah waktu yang tepat memulai diplomasi. Hanya dengan cara itu, maka ekonomi akan membaik," jelasnya.
Edwar Howell, peneliti di Jurusan Internasional Universitas Oxford berujar, Kim harus bertindak jika tidak ingin pemerintahannya terguncang.
Pada 2018, dia sempat memperkenalkan kebijakan bernama "Panduan Strategis Baru". Berisi fokus mereka dari nuklir ke ekonomi.
Dengan memperkenalkan kebijakan tersebut, Howell menganalisa Kim berada dalam tekanan agar kemakmuran negara lebih diperhatikan.
"Rencana Kim setelah mendeklarasikan program nuklir Korut sudah selesai adalah perubahan drastis ke pembangunan ekonomi," papar Howell.
Saat Kim Jong Un Menangis, Warga Korea Utara Ikut Menitikkan Air Mata
Warga Korea Utara menitikkan air mata ketika pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong Un, menangis saat memberikan pidato.
Kim begitu emosional dalam parade militer untuk memperingati 75 tahun Partai Buruh Korea, yang digelar pada Sabtu pekan lalu (10/10/2020).
Dalam parade yang dihelat di Lapangan Kim Il Sung, Pyongyang, Kim secara tak terduga minta maaf tak bisa berbuat banyak "menyingkirkan kesulitan warganya".