Apa Arti Rebo Wekasan Menurut Islam, Tata Cara Sholat Tolak Bala Rebo Wekasan dan Keutamaan

Apa Arti Rebo Wekasan Menurut Islam, Amalan dan Tata Cara Sholat Tolak Bala Rebo Wekasan

Penulis: Abu Hurairah | Editor: M. Syah Beni
Tribunsumsel.com/Khoiril
Ilustrasi Sholat 

TRIBUNSUMSEL.COM - Apa Arti Rebo Wekasan Menurut Islam,  Bagaimana hukum rebo wekasan dalam pandangan Islam?

Simak penjelasan Ustadz Abdul Somad serta amalan Rebo Wekasan dalam Islam yang tersedia di artikel ini.

Rebo Wekasan, Rabu Wekasan, atau Rebo Pungkasan adalah nama hari Rabu terakhir di bulan Safar. 

Diketahui Rebo Wekasan adalah tradisi atau ritual tahunan masyarakat Jawa.

Rebo Wekasan disebut juga Rabu Wekasan atau Rabu Pamungkas, yaitu hari Rabu terakhir di Bulan Safar, bulan ke dua penanggalan Hijriyah.

Melansir Buku Risalah Ahlusunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah, Subaidi, Unisnu Pers 2019 dijelaskan, masyarakat terdahulu termasuk bangsa Arab sering mengatakan Bulan Safar merupakan bulan sial.

Mereka percaya akan turun bencana dan sumber penyakit di Bulan Safar.

Sehingga sebagian masyarakat Jawa menggelar rangkaian ritual adat tolak balak, agar selamat dari musibah dan sumber penyakit yang mereka percaya tersebut.

Lantas bagaimana hukum Rebo Wekasan dalam pandangan Islam?

Dipublikasikan di YouTube oleh Nasehat Islam pada 2 Juni 2018, Ustadz Abdul Somad membahas tentang tradisi umat Islam Indonesia di hari Arba Mustakmir arat Rebo Wekasan ini.

“Ziarah kubur di hari Rabu terakhir bulan Safar, boleh tidak? Ziarah kuburnya boleh, bagus saja itu. Lalu berdoa memohon kepada Allah agar kita dihindarkan dari segala musibah, ini juga boleh,” jelas Ustadz Abdul Somad dalam video

Sementara terkait keyakinan Allah menurunkan ribuan musibah di hari Rabu terakhir Safar atau Arba Musta’mir, menurutnya itu tak ada haditsnya.

“Itu menurut para ulama tasawuf, mereka dapat itu dari ilham bukan dari hadits Nabi Muhammad. Tapi, kalau mau berdoa meminta dihindarkan dari musibah, silakan saja. mau berdoa sambil bertawasul kepada wali-wali Allah juga boleh,” katanya.

Bertawasul adalah memakai atau menyebutkan nama para wali itu saat berdoa dengan harapan Allah akan mengabulkan doa kita berkat kemuliaan para wali Allah tersebut.

“Misalnya bertawasul dengan Wali Songo. Saat berdoa bilangnya begini: Ya Allah, berkat kemuliaan para wali-Mu ini, aku memohon kepada-Mu, dan seterusnya. Kalau ini boleh,” pungkasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved