Penanganan Corona
Tarif Tes Swab Mandiri Paling Tinggi Rp 900 Ribu, Rumah Sakit Harus Ketat Susun Anggaran
Harga Rp 900 ribu ini bila diterapkan di rumah sakit swasta dan laboratorium swasta tentu harus sangat berhemat
Penulis: Melisa Wulandari | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Abdul Kadir mengumumkan, batasan biaya tertinggi untuk tes swab Covid-19 yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat sebesar Rp 900 ribu.
Menanggapi hal ini Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Yuwono saat dibincangi tribunsumsel.com melalui saluran telepon bahwa harga ini termasuk pas-pasan.
"Semua yang ditetapkan oleh pemerintah kita gak bisa macam-macam ya. Kalau secara hitung-hitungan angka Rp 900 ribu itu boleh dibilang pas-pasan artinya insyaAllah gak rugi kecuali misalnya, kalau alatnya investasi sengaja beli lain cerita ya," katanya, Minggu (4/10/2020).
Seperti di rumah sakit Pusri yang ia pimpin alat untuk tes swab sempat mendapat pinjaman dari BUMN.
"Harganya Rp 850 ribu untuk PCRnya, tapi harga ini sedikit murah ya karena alat dipinjamkan, untuk swab, Virus Transport Media (VTM) VTMnya saja dibantu. Kalau melihat angka Rp 900 ribu ini jadinya ya pas-pasan banget," jelasnya.
Harga Rp 900 ribu ini bila diterapkan di rumah sakit swasta dan laboratorium swasta tentu harus sangat berhemat.
"Bahasa Palembangnya berejo, contoh yang punya PCR kan di Palembang ada RS Pusri dan RS Fatimah. RS Fatimah kan negeri," katanya.
Ia menjelaskan apabila ditarif dengan harga Rp 900 ribu untuk tes swab mandiri di RS negeri, semua disubsidi negara.
"Tapi kalau seperti di RS Pusri Palembang ini ya harus berejo jadi harus ketat banget menyusun anggarannya," ujarnya.
Dari pemeriksaan tes ini juga, ia meluruskan bahwa selama ini sebenarnya secara umum tidak ada istilah lab atau rumah sakit itu cari untung dari pemeriksaan ini.
"Sulit lah ya, contoh di RS Pusri tarif tes swab itu Rp 1,5 juta, dari harga ini cari dapat untung darimana. Rp 1,5 juta ini berarti kami tambahkan komponen untuk gaji dokter dan laporan pemeriksaannya," jelasnya.
Sementara untuk kecepatan hasil dari tes swab dengan harga Rp 900 ribu sebenarnya tergantung dari kemampuan tim yang memeriksa di laboratorium.
Alat Polymerase Chain Reaction (PCR) rata-rata paling sedikit punya kapasitas 96 sample, 96 ini ada kontrol positif dan negatif jadi sisanya 90.
"Itu sekali jalan aja, artinya mulai dari pengambilan sampel, ekstraksi sampai kepada PCR kira-kira butuh waktu 7-8 jam. Jadi kalau 1 tim mereka sudah kerja 8 jam dan gak mungkin kerja 2 kali," jelasnya.
Kalau 2 tim, misalnya tim 1 selesai dilanjutkan dengan tim berikutnya.
"Jadi semua bisa kerja dengan total waktu 16 jam, kalau dari pukul 07.00 sampai 23.00," kata Direktur RS Pusri Palembang ini.
"Kalau sampelnya di bawah 90 sangat mungkin sehari bisa selesai, tapi kalau sampelnya banyak sampai ratusan biasanya butuh waktu 2 hari untuk pemeriksaannya saja," tutupnya.