Istri Pertama Sebut Hancur Masa Lalu Pinangki Terungkap, Rela Jadi Istri Kedua Pejabat Tinggi
Jaksa Pinangki pernah menikah dengan pejabat di kejaksaan, yakni almarhum Djoko Budiharjo kini terungkap.
Terlebih disebutnya bahwa anak-anaknya kebanyakan adalah perempuan.
Indri menyadari bagaimana rasanya ketika rumah tangganya diganggu oleh perempuan lain, apalagi usia pernikahannya dengan Djoko Budihardjo sudah cukup lama.
Indri pun tidak bisa memungkiri bahwa pasti dirinya lah yang akan tersingkir oleh yang baru.
"Saya terus terang juga banyak anak-anak saya yang perempuan, jangan sampai kita jadi pengganggu rumah tangga orang, jadi akibatnya ya itu dia," ucap Indri.
"Saya sendiri sakit yah, gimana lah perasaan wanita hancur lah, sekian puluh tahun jadi pendamping kita tahu lah gimana istri muda pasti lebih butuh kedekatan, yang lebih dibanggakanlah ya, lebih baik saya mengalah saja," ungkapnya.
Pernikahan dengan Alm Djoko Budiharjo
Seperti diberitakan Tribunnews.com, sebelumnya, Pinangki pernah menikah dengan pejabat di kejaksaan agung yaitu Almarhum Djoko Budiharjo.
Hasil pernikahannya itu pula yang disebut sebagai sumber pendapatannya sampai saat ini.
Hal itu disampaikan tim penasihat hukum Pinangki saat membacakan nota pembelaan atau eksepsi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (30/9/2020).
Eksepsi itu dibacakan bergantian, di antaranya Aldres Napitupulu dan Jefri Moses.
"Dalam kesempatan ini kami sedikit menyampaikan mengenai profile terdakwa agar diketahui dan menjadi pertimbangan awal dari Majelis Hakim, hal ini sengaja terdakwa sampaikan di persidangan ini sekaligus menjawab pertanyaan yang juga sering dilontarkan di media perihal gaya hidup yang dianggap berkelebihan dan tidak sesuai profil sebagai jaksa," kata penasihat hukum.
Pinangki secara resmi menikahi Djoko Budiharjo pada 2006.
Ia menikahi Djoko yang berstatus duda selama dua tahun lamanya.
"Namun pernikahan antara terdakwa dan suaminya ini berakhir dengan meninggalnya Djoko Budiharjo pada Februari 2014," kata dia.

Djoko selama hidupnya pernah menjabat sebagai Kajati Riau, Kajati Sulawesi Tenggara, Kajati Jawa Barat, terakhir sebagai Sesjamwas.