Detik-detik Pidato Gatot Nurmantyo Distop Polisi Surabaya, Eks Panglima TNI: Jangan Banyak Komentar

Acara Silaturahim akbar Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yang digelar di Graha Zabal Nur Jambangan Surabaya yang dihadiri Gatot Nurmantyo dibubark

Editor: Moch Krisna

TRIBUNSUMSEL.COM -- Acara Silaturahim akbar Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yang digelar di Graha Zabal Nur Jambangan Surabaya yang dihadiri Gatot Nurmantyo dibubarkan aparat kepolisian Polda Jatim.

Ketegangan sempat terjadi dengan peserta silaturahim dari KAMI Dengan aparat kepolisian yang menghentikan acara.

Namun ketegangan tak berlangsung lama setelah Gatot Nurmantyo meninggalkan lokasi acara.

Di luar Graha Zabal Nur juga terjadi aksi demo yang digelar dari dua kubu pendukung dan massa yang menolak acara digelar.

Menurut pihak kepolisian Polda Jatim, acara KAMI ini ijinnya digelar di Gedung Juang 45.

Namun secara tiba tiba berpindah ke Graha Zabal Nur, Polisi juga menyayangkan pihak panitia acara yang baru mengirimkan pemberitahuan acara dua hari yang lalu yang seharusnya empat belas hari sebelum acara dimulai telah ada pemberitahuan.

Selain itu pembubaran ini terkait berlangsungnya acara di tengah pandemi corona yang harus melalui ijin aparat untuk penerapan protokol Kesehatan.

Sikap Gatot Nurmantyo

Seperti diketahui, acara silaturahmi KAMI tersebut diwarnai dengan aksi penolakan dari sejumlah orang.

Tampak dalam video yang dilansir dari laman YouTube TVOne, Senin (28/9/2020), Gatoto Nurmantyo didatangi oleh pria dengan pakaian bewarna putih, yang disebut dari kepolisian.

"Jadi bapak ibu sekalian KAMI ini adalah organisasi konstitusional, jadi  kalau polisi minta dibubarkan mari kita bubar, ikuti apa yang disampaikan oleh polisi," ujar Gatot Nurmantyo.

Pernyataan Gatot nurmantyo tersebut pun langsung diiringi riuh tepuk tangan dari para simpatisan KAMI yang hadir.

"Jangan banyak komentar, beliau bertugas, kita sama-sama Junjung tinggi apa yang dilaksanakan," ungkapnya lagi.

Gatot kembali menyampaikan agar para hadirin yang datang dalam silaturahmi KAMI tersebut mengikuti apa yang diperintahkan oleh aparat kepolisian.

Gatot pun juga menyampaikan sempat bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat di Surabaya.

"Ya sudah dibubarkan ya kita ikut aja namanya warga negara, semuanya diam ikut aja karena memang ada perintahnya," lanjutnya lagi.

Sebelumnya diberitakan, ratusan orang yang mengatasnamakan 'Surabaya Adalah Kita' menggelar aksi di Gedung Juang 45, Senin (28/9/2020).

Mereka menolak adanya deklarasi KAMI yang kabarnya akan digelar ditempat tersebut.

Dilansir dari Surya.co.id, Edi Firmanto, korlap aksi mengatakan pihaknya menolak deklarasi kelompok tersebut lantaran dianggap hanya akan membuat gaduh.

"Yang pasti kita menolak deklarasi KAMI," kata Edi di lokasi.

Mereka berorasi, menyatakan penolakan.

Menurut Edi, jika untuk kepentingan politik, bisa menunggu di tahun 2024 mendatang tanpa perlu membuat gaduh.

"Surabaya adalah kita siap mengawal dan menjaga Surabaya agar tetap aman, damai dan kondusif dalam bingkai NKRI dan Pancasila," ujarnya.

Tanggapan KAMI

Gedung Juang 45 Surabaya tempat digelarnya acara KAMI Jatim diblokade massa, Senin (28/9/2020).
Gedung Juang 45 Surabaya tempat digelarnya acara KAMI Jatim diblokade massa, Senin (28/9/2020). (KOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL)

KAMI Jatim akhirnya angkat bicara terkait aksi penolakan massa di Gedung Juang 45 Jalan Mayjen Sungkono Surabaya, Senin (28/9/2020).

Rencananya, di lokasi tersebut akan digelar acara Silaturahim Akbar mereka.

Agus Mashum, Wakil Ketua Komite Eksekutif mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah mengajukan izin beberapa waktu lalu. Izin peminjaman juga sudah keluar.

"Namun, malam kami mendadak mendapat pembatalan," kata dia.

 

Dia menuturkan, meski dibatalkan pihaknya sebenarnya tetap ingin menggelar acara di sana meskipun tidak di dalam gedung.

Apalagi, para pembicaranya sudah hadir. Di antaranya ada Gatot Nurmantyo dan lainnya.

Namun, lantaran kondisi yang tidak kondusif membuat mereka batal menggelar acara tersebut. Sehingga acara ramah tamah kemudian berlangsung di kawasan Jalan Jambangan.

Namun, di sana juga mendapat demo massa yang menolak mereka.

"Itu acara di dalam gedung, menggunakan protokol Covid-19, damai dan tidak menimbulkan persoalan apapun, misalnya kekacauan sosial atau apapun. Lalu yang muncul justru ada massa yang mendemo kami," terangnya.

Sementara itu, Komite Eksekutif KAMI Jatim, Donny Handricahyono mengatakan, di Jalan Jambangan itu merupakan acara internal mereka. Sebab, acara mereka hanya di Gedung Juang 45 seperti pamflet yang sudah beredar.

"(Di Jalan Jambangan) Saya tegaskan itu adalah acara pribadi, privat kalangan sendiri. Bukan acara yang harus kita share ke mana-mana," katanya.

(*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved