Berita Prabumulih

Kisah Sutrisno Guru Mengaji Narapidana yang Jadi Wakil Prabumulih di MTQ Tingkat Provinsi

Selain menjadi petugas keamanan Rutan, Sutrisno merupakan ustad yang memberikan pendidikan rohani serta mengajari para narapidana di rutan

Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Edison
Sutrisno, pegawai keamanan Rutan Kelas IIB Prabumulih sekaligus guru mengaji bagi para narapidana 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Petugas Rumah Tahanan Negara (Rutan) atau dulu sering disebut sipir, selama ini identik dengan muka sangar dan kasar.

Ternyata pelabelan itu tidak berlaku bagi Sutrisno, pegawai keamanan Rutan Kelas IIB Prabumulih.

Pria kelahiran 1 Oktober 1996 ini bertutur kata dan berperilaku lembut namun tegas.

Ia menjadi panutan para narapidana khususnya dalam belajar agama maupun Alquran.

Selain menjadi petugas keamanan Rutan, Sutrisno merupakan ustad yang memberikan pendidikan rohani serta mengajari para narapidana di rutan belajar mengaji.

Tidak hanya itu, kebiasaan mengaji sejak kecil bahkan mengantarkan suami Siti Hamidah itu menjadi aatu diantara Qori andalan yang diutus Pemerintah Kota Prabumulih untuk bertanding di ajang Musabakoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Sumatera Selatan.

Beragam prestasi gemilang diraih alumni SMA Azhara itu mulai sejak duduk dibangku putih abu-abu hingga saat ini.

Sutrisno pernah mewakili Muba tahun 2016 dengan menjadi juara 3 kategori remaja ajang MTQ di Lubuklinggau.

Pernah juga ikut lomba di Muba juara 1.

Selain mengajar ngaji para narapidana, di sela-sela waktu sebagai petugas jaga Sutrisno bahkan sering mengisinya dengan membaca Alquran.

"Alhamdulillah saat bekerja saya baca Alquran didukung dan banyak yang senang, saya mengajar tidak seluruh narapidana tapi sekitar 40 lebih dan mereka itu saya minta setoran hapalan serta diminta mengajarkan di teman-teman mereka di blok," ungkap Sutrisno ketika dibincangi di rutan Prabumulih sebelum diberangkatkan Pemkot Prabumulih mewalili MTQ Prabumulih.

Pria yang beralamat di Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur itu mengaku sejak 2017 bertugas di Prabumulih dan telah menetap menjadi warga kota nanas serta baru dua bulan menikah.

"Saya belajar Alquran dari SMA dan selalu belajar, setiap selesai salat Isya saya baca Al Quran," lanjut pria kelahiran Sukaraja Kabupaten Ogan Ilir itu seraya menyebutkan ia baru hafiz 2 juz Alquran.

Disinggung apa suka duka mengajar para narapidana, Sutris mengaku merasa senang bisa membagikan ilmu dan para narapidana menjadi rajin beribadah.

"Dukanya tidak ada hanya terkadang memang ada narapidana yang susah nangkap tapi itu bukan duka namun tantangan, karena banyak yang diajari lebih dewasa semua," katanya.

Ia berharap dengan mengajarkan ilmu agama ke para warga binaan rutan Prabumulih diharap dapat membuat para warga binaan sadar dan tidak lagi melakukan perbuatan yang melanggar hukum.

"Harapan kita apa yang diajarkan bermanfaat dan membuat mereka lebih mendalami agama serta tidak melakukan prilaku menyimpang serta melanggar hukum," tambahnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved