Geger Pulau di Buton Dijual Rp 36.500 Per Meter di Situs Jual Beli Online, Warga Kampung Marah Besar

Warga Desa Boneatiro, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara geram tak karuan gegara ulah tangan jahil.Kemarahan warga desa terjad

Editor: Moch Krisna
Tangkapan layar OLX.co.id
Heboh, Sebuah Pulau di Buton Tiba-tiba Dijual Rp 36.500 Per Meter di Situs Jual Beli Online, Warga Kampung Marah Besar: Pulau Itu Tanah Adat Leluhur! 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Warga Desa Boneatiro, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara geram tak karuan gegara ulah tangan jahil.

Kemarahan warga desa terjadi lantaran, tanah leluhur mereka tiba-tiba dijual oleh oknum tak bertanggung jawab.

Apalagi harga yang dicantumkan oleh pelaku pun juga dianggap menghina tanah adat leluhur mereka.

Sebuah pulau yang masuk kawasan desa tersebut diketahui dijual oleh oknum tak bertanggung jawab.

Penjualan tersebut dilakukan di situs jual beli online OLX dengan harga yang sangat murah.

Pulau dengan luas sekitar 242,07 hektare tersebut bernama pulau Pendek.

Melansir dari Kompas.com, salah satu penduduk yang tinggal di pulau itupun mengatakan dirinya terkejut dengan apa yang ia temukan di situs jual beli online tersebut.

La Hasa, mengaku hal ini sudah menjadi suatu penghinaan secara tidak langsung pada tanah adat leluhur mereka.

Bahkan La Hasa mengungkapkan bahwa tanah yang kini ia tinggali tersebut merupakan tanah turun-temurun dari leluhurnya.

“Saya tidak tahu dan kaget bahwa pulau ini jual. Karena kami tahu pulau ini adalah kediaman tanah adat dari leluhur kami,” kata La Hasa, Minggu (30/8/2020).

Dalam situs jual beli tersebut, pulau kecil di kepulauan Buton tersebut dibandrong dengan harga Rp 36.500 per meter perseginya.

Tak hanya itu saja, dalam deskripsi penjualan dituliskan dalam keterangan bahwa pulau yang dijual tersebut sangat cocok untuk objek wisata.

“Saya akan mengadakan pertemuan dengan semua keluarga agar langkah apa yang diambil,” ujarnya.

Sebenarnya, pulau Pendek ini memang sempat dijadikan tempat tinggal oleh banyak warga desa di sana.

Namun pada tahun 1971-an, menurut La Hasa penduduk desa diminta untuk pindah dari pulau tersebut ke daratan Pulau Buton.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved