Demo Besar di Amerika Kembali Terjadi, Polisi Tembak Pria Kulit Hitam Bernama Jacob Blake 7 Kali

Demo besar-besaran di Wisconsin, Amerika Serikat ini terjadi setalah polisi menembak seorang pria kulit hitam bernama Jacob Blake

Instagram/Shaun King
Polisi menembak pria kulit hitam sebanyak 7 kali 

TRIBUNSUMSEL.COM - Aksi demo besar-besaran kembali terjadi di Amerika Serikat.

Protes kembali pecah di Amerika Serikat, tepatnya di negara bagian Wisconsin pada Minggu (23/8/2020) waktu setempat.

Demo besar-besaran di Wisconsin, Amerika Serikat ini terjadi setalah polisi menembak seorang pria kulit hitam bernama Jacob Blake.

Awal mula demo ini setelah sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan polisi menembak Jacob Blake berulang kali.

Saat ini, Jacob Blake tengah dirawat di rumah sakit dalam kondisi yang serius.

Dalam video yang viral tersebut nampak Jacob Blake ditembak dari belakang ketika dirinya mencoba masuk ke dalam mobilnya di Kota Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat.

Pihak berwenang di Kenosha mengumumkan jam malam darurat ketika kerusuhan terjadi setelah penembakan.

Ratusan orang berbaris di markas polisi pada Minggu malam. Kendaraan dibakar dan pengunjuk rasa berteriak 'Kami tidak akan mundur'.

Dalam peringatan keselamatan publik, polisi mendesak para pelaku bisnis dalam 24 jam ke depan untuk mempertimbangkan menutup usahanya.

Dikutip dari BBC, hal ini karena 'banyak' seruan tentang perampokan bersenjata dan tembakan yang dilepaskan.

Petugas menggunakan gas air mata untuk mencoba membubarkan ratusan pengunjuk rasa yang menentang jam malam di seluruh wilayah.

Gubernur Wisconsin, Tony Evers mengutuk penembakan Blake, yang dilaporkan tidak bersenjata.

"Meskipun kami belum memiliki semua detailnya, yang kami tahu pasti adalah bahwa dia bukanlah orang kulit hitam pertama yang ditembak atau terluka atau dibunuh tanpa ampun," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Saya telah mengatakan selama ini bahwa meskipun kami harus menawarkan empati kami, yang sama pentingnya adalah tindakan kami."

"Dalam beberapa hari mendatang, kami hanya akan menuntut pejabat terpilih di negara bagian kami yang telah gagal untuk mengakui rasisme di negara bagian kami terlalu lama," lanjutnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved