Kriya Sriwijaya Resmi Dibuka, Pusat Edukasi dan Pengembangan Produk Kerajinan Sumsel
Setelah diresmikan, gedung Kriya Sriwijaya dengan lahan seluas 523 meter persegi ini akan menjadi destinasi wisata baru di Palembang
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Gedung Kriya Sriwijaya di Jalan Balap Sepeda, Palembang, resmi dibuka oleh Gubernur Sumsel Herman Deru, Rabu (12/8/2020).
Pusat edukasi dan pengembangan kerajinan Sumsel ini sudah bisa dikunjungi oleh masyarakat umum.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumsel, Febrita Lustia Deru, mengatakan, gedung Kriya Sriwijaya selama ini belum dapat termanfaatkan secara maksimal dan hanya digunakan sebagai sekretariat Dekranasda Sumsel.
Setelah diresmikan, gedung Kriya Sriwijaya dengan lahan seluas 523 meter persegi ini akan menjadi destinasi wisata baru di Palembang.
Hal ini karena di gedung ini tersedia berbagai produk kerajinan lokal Sumsel seperti kain songket, jumputan, kain sulam angkinan, aneka kerajinan kayu, sekaligus tempat pembuatan produk kain khas Sumsel.
"Gubernur Sumsel, Herman Deru, selaku pembina Dekranasda Sumsel, mendukung penuh gedung Kriya Sriwijaya ini dijadikan pusat edukasi, pemasaran serta pusat kreativitas IKM dan UKM yang ada di Sumsel, juga sebagai destinasi wisata baru di Palembang," katanya.
Gedung Kriya Sriwijaya akan dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan di antaranya sebagai pusat edukasi dan pusat pengembangan produk kerajinan pengrajin di Bumi Sriwijaya.
Febrita menjelaskan, sebagai pusat edukasi, Kriya Sriwijaya memberikan kesempatan kepada masyarakat luas yang ingin mempelajari proses pembuatan berbagai kerajinan di Sumsel.
Sementara itu, sebagai pusat pengembangan, Kriya Sriwijaya akan menjadi etalase dan dan mempromosikan produk kerajinan dari berbagai kota dan kabupaten di Sumsel sehingga dapat dikenal dan dinikmati masyarakat luas.
"Ini juga seperti harapan presiden RI Joko Widodo dalam rangka menyelenggarakan gerakan nasional bangga buatan Indonesia," jelas Feby.
Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan, dengan dibukanya Kriya Sriwijaya ini menunjukkan banyaknya potensi IKM dan UKM di Sumsel dalam menghasilkan produk kerajinan.
Sejauh ini, masyarakat hanya mengenal produk jadi kerajinan tanpa mengetahui proses pembuatannya.
"Peresmian ini berkaitan dengan amanat presiden mengenai produk buatan lokal. Untuk Sumsel ini kita jadikan momentum untuk pemulihan ekonomi Sumsel" ujarnya.
Menurut Deru, produk kerajinan Sumsel yang merupakan salah satu kearifan lokal tidak boleh kalah dengan kemajuan zaman.
Provinsi Sumsel yang terdiri 17 kabupaten kota, 3500 desa 200 marga tentunya memiliki budaya dan adat yang ciri khas dalam kreativitas yang dituangkan dalam produk kerajinan.
"Jangan pula tergerus dengan modernisasi, yang modern monggo jalan tapi yang ini tidak boleh tertinggal karena ini adalah nilai-nilai kearifan lokal Sumsel," jelas Deru. (SP/ Jati Purwanti)