Korem 044/Gapo Buat Bahan Pemadam Berbahan Serai Atasi Kebakaran Lahan di Sumsel
Ini beda, dan kami terus berinovasi sebagai langkah terbaik, kita tidak ingin ini (kebakaran) terjadi masif setiap tahun di Sumsel.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Korem 044/Garuda Dempo (Gapo) mengaku terus berinovasi sebagai upaya tanggap pemadaman kebakaran hutan, kebun dan lahan (Karhutbunla) di provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Salah satu inovasi terbaru adalah membuat bahan pencegah atau meminimalisir karhutbunla yang dilakukan dengan bahan dan cara sederhana.
"Kami di jajaran Korem 044/ Gapo ada inovasi cara pemadaman lahan yang terbakar dengan seropum. Dengan hanya 5 liter air plus 03 dan disinfektan dengan bahan baku serai. Ini sudah diuji coba, dimana sekat api di lahan gambut ukuran 20x20 meter dan kita sudah sampaikan ke Pandam II Sriwijaya, Gubernur dan Kapolda Sumse," kata Komandan Korem (Danrem) 044/Gapo Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji saat Webinar Kolaborasi Cegah Karhutbunlah, Kamis (6/8/2020) malam.
Menurut jenderal bintang satu ini sekaligus Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Kebakaran hutan, kebun dan lahan (Karhutbunla) Sumsel, jika teknologi ini berbeda dengan inovasi yang sebelumnya ada di Korem 044/ Gapo, yaitu inovasi produk atau teknologi yang diberi nama Bios 44 dan Nusantara Gapo 44.
"Ini beda, dan kami terus berinovasi sebagai langkah terbaik, kita tidak ingin ini (kebakaran) terjadi masif setiap tahun di Sumsel," jelas Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji.
Mantan Kepala Penerangan Kodam II Sriwijaya ini mengungkapkan, jika di provinsi Sumsel terdapat sebanyak 108 Desa yang tersebar di beberapa Kabupaten yaitu OKI, OI, Muba, Banyuasin, OKU, OKUT, Muara Enim dan Pali yang rawan kebakaran pada tahun ini.
Apalagi situasi karhutbunla di Sumsel, luas lahan gambut ada sekitar 1,2 juta hektare atau 16,3% wilayah Sumsel. Luas perkebunan seluar 2,9 juta hektare, dan mayoritas pencarian masyarakat bertani dan berkebun, serta kebiasan membukanya dengan membakar.
Maka dari itu, selaku komandan Satgas ia meminta satuan tugas (satgas) untuk memantau terus titik api dalam upaya mencegah agar tidak terjadi kebakaran hutan, kebun dan lahan.
"Tugas pokok kami Koopsgabpad (Komando Operasi Gabungan Terpadu) Sumsel beserta perkuatannya, melaksanakan pencegahan dan tindakan pemadaman kebakaran hutan, kebun dan lahan mulai hari H dan J dalam kurun waktu tahun 2020 di wilayah Sumsel, dalam mendukung tugas pokok BPBD Sumsel," ujar pria yang baru beberapa bulan menjabat Komandan Korem 044/ Gapo ini.
Untuk saat ini, kekuatan Satgas ada sekitar 9.620 personel gabungan, dan alat utama pemadaman dari udara sekitar 10 helicopter, meliputi 1 heli cessna dan ditambah 9 heli untuk tipe Mi8, yang tugasnya untuk water boombing.
Setiap hari juga Satgas selalu memantau dari satelit dan hasilnya ada beberapa titik api dan selanjutnya memerintahkan bintara pembina desa (Babinsa) mengecek ke lapangan untuk mengetahui hasilnya.
"Kami melakukan beberapa tahapan operasi, terutama tahap pencegahan (Mitigasi) yang jadi prioritas, dengan sosiliasi masif ke masyarakat, membuat kanal blocking maupun sumur- sumur bor, parit, desa tangkal, maupun mengecek hotspot dilapangan dengan aplikasi yang ada serta menyusun protap bersama dan sebagainya dalam mengatasi karhutla," tandasnya, seraya mereka juga telah melakukan penegakkan hukum kepada pembakar lahan.