Berita Pendidikan

Tak Tersentuh Layanan Internet, 61 Sekolah di Musirawas Gelar Belajar Tatap Muka

Dinas Pendidikan Kabupaten Musirawas mengizinkan sekolah-sekolah di desa tersebut untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka

Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Rahmat Aizullah
Foto Ilustrasi : Warga pelosok di Kabupaten Muratara mencari sinyal telepon terkadang harus naik ke atas pohon 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS-Sebanyak 40 desa yang tersebar dibeberapa kecamatan dalam Kabupaten Musirawas masih blank spot atau tidak terjangkau sinyal ponsel.

Terkait hal ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Musirawas mengizinkan sekolah-sekolah di desa tersebut untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Musirawas Irwan Evendi melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Raslim mengungkapkan, di 40 desa yang blank spot itu, terdapat ada 61 sekolah, rinciannya 11 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 50 Sekolah Dasar (SD).

Sementara jumlah total sekolah tingkat SD di Musirawas sebanyak 315 dan tingkat SMP sebanyak 70 sekolah.

"Saat ini tercatat masih ada 40 desa di Musirawas yang blank spot (tak terjangkau sinyal ponsel). Dalam satu desa itu, ada satu sekolah ada yang dua sekolah. Dengan rincian seluruhnya ada 11 SMP dan 50 SD. Terhadap sekolah di area blank spot ini, diizinkan untuk mengadakan pembelajaran tatap muka," kata Raslim, Senin (27/7/2020).

Selain blank spot, 61 sekolah di 40 desa tersebut diizinkan pembelajaran tatap muka karena, wilayahnya secara geografis sulit dijangkau.

Kemudian daerah tersebut minim migrasi penduduk dan mobilisasi di wilayah tersebut rendah.

Sekolah itu antara lain, sebanyak 14 SD di Kecamatan Bulang Tengah Suku (BTS) Ulu. Kemudian 4 SD di Kecamatan Jayaloka, 2 SD di Kecamatan Megang Sakti, 5 SD di Kecamatan Muara Kelingi dan 13 SD di Kecamatan Muara Lakitan.

Selanjutnya 2 SD di Kecamatan Selangit, 4 SD di Kecamatan Suku Tengah Lakitan (STL) Ulu Terawas, 1 SD di Kecamatan Sukakarya dan 5 SD di Kecamatan Sumber Harta.

Sementara untuk sekolah tingkat SMP yang diizinkan pembelajaran tatap muka karena blank spot, mobilisasi rendah, sulit dijangkau secara geografis dan minim migrasi itu antara lain, sebanyak 2 SMP di Kecamatan BTS Ulu. Kemudian 1 SMP di Kecamatan Megang Sakti, 3 SMP di Kecamatan Muara Kelingi, 3 SMP di Kecamatan Muara Lakitan dan 2 SMP di Kecamatan STL Ulu Terawas.

Adapun sekolah-sekolah yang berlokasi diluar wilayah blank spot, mobilisasi rendah, sulit dijangkau secara geografis dan minim migrasi, maka kata Raslin, diberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan sistem dalam jaringan (Daring).

Dalam pembelajaran daring ini katanya, perlu kerjasama seluruh stake holder.

Tanggung jawab tidak hanya pihak sekolah, tapi juga para orang tua dan pihak terkait lainnya seperti PLN.

Para orang tua diimbau juga ikut mengawasi anak-anaknya selama proses belajar dari rumah. Dengan melakukan pemantauan jangan sampai alat komunikasi yang digunakan dimanfaatkan untuk kegiatan selain belajar, seperti main game online.

"Selain itu, untuk anak-anak TK dan SD belum begitu memahami penggunaan handphone android, jadi perlu bimbingan orang tua. Disinilah kita butuh kerjasama orang tua untuk ikut terlibat dalam membimbing anak-anak selama belajar dari rumah ini," kata Raslim.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved