Peran Jenderal Andika Perkasa Dibalik Kisah Enzo Zenz Allie di Akmil, Menhan-Panglima Ikut Menyorot

Makanya saya masih dipertahankan di Taruna Akmil ini karena jasa Pak Andika. Saya mengucapkan terimakasih, karena beliau yakin sama saya

Kompas/IST
Jenderal Andika Perkasa dan Enzo Zenz Allie 

TRIBUNSUMSEL.COM - Enzo Zenz Alie seorang taruna Akmil yang menjadi sorotan Menteri Pertahanan hingga Panglima TNI.

Seperti diketahui Enzo Zenz Allie menjadi sorotan usai Panglima TNI berbincang dengannya dalam bahasa Perancis pada rangkaian kegiatan penerimaan Calon Taruna Agustsu 2019.

Dalam kesempatan tersebut Hadi menanyakan kepadanya mulai dari keluarga, pengalaman tinggal di Perancis, hingga makanan Perancis yang ia suka.

Enzo yang dinyatakan lulus menjadi Calon Taruna (Catar) Akmil itu mengatakan ingin menjadi prajurit Infanteri dan Kopassus saat ditanya oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Enzo menghabiskan masa kecilnya di Paris, pindah ke Indonesia pada usia 13 tahun dan tinggal bersama ibunya.

Sewaktu kecil ia ikut bersama ayahnya, Jeans Paul Francois Allie.

Namun, setelah ayahnya meninggal, Enzo dibawa pulang oleh ibunya, dan melanjutkan sekolah di salah satu pesantren di Serang, Banten.

Selain bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Ibu, Enzo yang menempuh Sekolah Dasar di Perancis serta SMP dan SMA di Indonesia juga menguasai bahasa Perancis, bahasa Inggris serta lancar mengaji Al- Quran saat seleksi Pantukhir.

Setelah berbincang dengan Hadi, Enzo pun kembali menjadi sorotan publik karena fotonya yang memegang bendera dikatikan dengan organisasi terlarang di Indonesia.

Saat itulah Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa menegaskan tetap mempertahankan Enzo di Taruna Akademi Militer Magelang.

Hal itu disampaikannya saat konferensi pers di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta Pusat pada Selasa (13/8/2019).

"Kami memutuskan, TNI Angkatan Darat memutuskan untuk mempertahankan Enzo Zenz Allie dan semua Taruna Akademi Militer yang kami terima beberapa waktu lalu sejumlah 364," tegas Andika.

Keputusan tersebut diambil Andika karena pihaknya telah memberikan penilaian tambahan khusus untuk Enzo dan beberapa Taruna lainnya secara acak terkait ideologi.

"Kami tidak akan mengklaim bahwa alat ukur yang kami miliki itu sudah valid. Maka kami juga mengambil salah satu alternatif alat ukur yang memang selama ini sudah dikembangkan digunakan cukup lama, akurasi, validasinya bisa dipertanggungjawabkan karena sudah digunakan selama 8 tahun," kata Andika.

Andika menjelaskan, penilaian tersebut dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu 10 dan 11 Agustus 2019 lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved