Pembunuh Calon Pengantin Ditangkap

Dianggap Provokator Keributan, Orangtua Pembunuh Calon Pengantin di Palembang Akan Dilaporkan

Polisi menetapkan dua tersangka. Sedangkan Antoni dan Anita, orangtua dari tersangka saat ini masih berstatus saksi

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM/AGUNG DWIPAYANA/Dokumentasi keluarga
Antoni (dua dari kanan) dan Anita (Kanan), orangtua dari dua tersangka pembunuh calon pengantin di Palembang juga akan dilaporkan ke polisi 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Keluarga Rio Pambudi (25 tahun), calon pengantin di Palembang yang tewas ditusuk oleh dua tetangganya sendiri, sudah membulatkan tekad untuk melaporkan orang tua tersangka.

Hal ini disampaikan Melisa (28 tahun), yang merupakan kakak kandung korban.

"Karena orang tuanya itu yang cukup sering jadi provokator keributan. Akhirnya keributan itu yang membuat Rio meninggal. Jadi rencananya kami juga mau buat laporan ke polisi untuk mereka," ujarnya, Jumat (24/7/2020).

Saat ini aparat kepolisian sudah menetapkan dua tersangka yakni kakak beradik, Oka Candra Dinata (28) dan Riski Ananda alias Jack (22) yang tak lain merupakan tetangganya sendiri.

Keduanya merupakan tetangga korban yang sama-sama tinggal di di Perumahan Griya Macan Lindungan, Kelurahan Bukit Baru Kecamatan Ilir Barat 1, Palembang.

Sedangkan Antoni dan Anita, orangtua dari dua tersangka itu saat ini masih berstatus saksi.

Rumah tersangka Jack yang tinggal bersama orang tuanya, hanya berselang satu rumah dari kediaman korban.

Sedangkan kakak dari Jack yakni tersangka Oka, tinggal mengontrak bersama istrinya, Pipit tepat di sebelah rumah korban.

Dikatakan Melisa, selama kurang lebih dua tahun hidup bertetangga, mereka memang tidak pernah akur dengan keluarga tersangka.

"Mereka itu sering sekali cari gara-gara sama kami. Padahal kami tidak pernah ganggu mereka. Bahkan kami juga sudah berusaha baik supaya tidak lagi diganggu. Tapi rupanya kebaikan itu tidak dianggap sama sekali," ujarnya.

Bahkan aparat RT juga sudah pernah mendamaikan keributan diantara tetangga tersebut.

"Tapi setelah didamaikan, mereka (keluarga tersangka) masih sering menganggu kami. Kadang rumah kami diludahi, di lempar batu, tapi kami diamkan saja," ujarnya.

Untuk itulah secepatnya pihak keluarga akan segera membuat laporan pada pihak kepolisian.

"Kami siap untuk sesegera mungkin membuat laporan dalam waktu dekat," ujarnya.

Rio Tulis Tiga Mimpi

Sebelum tewas dengan luka tusuk di bagian dada akibat dikeroyok dua tetangganya sendiri, Rio Pambudi (25) ternyata sempat menulis tiga mimpi yang pernah ia alami.

Mimpi tersebut ditulis Rio pada satu catatan yang tersimpan dalam memori telepon genggamnya.

Catatan itu baru diketahui Melisa (25), Kakak kandung Rio tepat di hari kelima usai kepergian adik semata wayangnya itu untuk selama-lamanya.

"Saya baru tahu ada catatan itu. Saya baru sudah nangis lihatnya," kata Melisa seraya tertunduk dengan raut wajah sedih, Jumat (24/7/2020).

Dikatakan Melisa, mimpi tersebut seakan menjadi pertanda atas hal buruk yang menimpa adiknya tersebut.

Sebab apa yang dilihat Rio di dalam mimpinya, hampir sama dengan kejadian yang menimpa calon pengantin itu dalam dunia nyata.

"Pertama dia (Rio) nulis tanggal 7 Mei. Inti mimpi itu dia didatangi banyak orang dan ngajak berkelahi. Tapi adik saya banyak yang bantu (berkelahi). Kemudian tanggal 10 Mei dia nulis lagi, disitu dia ketemu sama almarhum ayah kami dan mereka sempat ngobrol."

"Terakhir tanggal 30 Mei, dia tulis sempat ketiduran jam 05.00 subuh dan baru terbangun sekitar jam 06.00 pagi. Diwaktu itu dia mimpi ketemu lagi sama almarhum ayah. Saat itu ayah kesakitan dan minta dilepaskan paku yang tertancap di dadanya. Kejadian hampir sama dengan apa yang dialami Rio," cerita Melisa.

Sebelumnya pihak keluarga tidak memiliki firasat buruk terhadap Rio.

Itulah mengapa, Ana Susana (50) ibu kandung Melisa dan Rio masih sangat terpukul dengan peristiwa yang menimpa anak bungsunya itu.

"Setiap orang tua pasti sayang sama anaknya, ibu saya juga begitu. Tapi memang Rio itu anaknya penurut sama orang tua. Ibu saya juga selalu kasih apa yang dia (Rio) mau. Jadi wajar kalau ibu saya sedang sangat terpukul saat ini," ucap Melisa.

Sementara itu, Ana Susana tampak tertidur lemas di kamar rumah kontrakan yang sementara ini ia tinggali.

Ia masih kerap teringat dengan semua kenangan manis bersama Rio.

Meski tak banyak berucap, namun Ana menegaskan bahwa dirinya sudah menutup rapat-rapat hati untuk memberi maaf pada tersangka pembunuh Rio.

"Saya ingin nyawa dibayar nyawa. Anak saya sudah tidak ada lagi karena perbuatan mereka (tersangka). Saya mau keadilan," tegasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved