Corona di Sumsel

Sumsel Bebas Zona Merah Meski Positif Corona Terus Meningkat, Ini Penjelasan Ahli Epidemiologi

Dikarenakan penetapan peta risiko bersifat dinamis alias berubah-ubah sesuai dengan perkembangan kasus yang terjadi di masing-masing wilayah

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Wawan Perdana
Sripo/ Jati Purwanti
Pakar Epidemiologi Sumsel, Iche Andriany Liberty 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Ahli Epidemiologi mengingatkan agar masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) tidak lengah meski berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan gugus tugas penanganan covid-19 nasional menyatakan tidak ada lagi wilayah zona merah di Sumsel.

Hal tersebut dikarenakan penetapan peta risiko bersifat dinamis alias berubah-ubah sesuai dengan perkembangan kasus yang terjadi di masing-masing wilayah.

"Kita harus selalu ingat, peta risiko bersifat dinamis alias berubah-ubah. Bisa saja nanti wilayah yang sebelumnya kuning berubah jadi merah atau oranye jadi merah."

"Terbukti bahwa yang hijau pun bisa naik ke risiko rendah seperti yang terjadi di Musi Rawas Utara," ujar Ahli Epidemiologi Sumsel, Iche Andriany Liberty, Rabu (15/7/2020).

Seperti diketahui, berdasarkan data yang dipublikasikan situs resmi percepatan penanganan corona Indonesia, covid19.go.id tidak ada lagi wilayah di Sumsel yang berstatus zona merah.

Peta Zonasi Risiko Covid-19. Tidak ada daerah di Sumsel masuk zona merah.
Peta Zonasi Risiko Covid-19. Tidak ada daerah di Sumsel masuk zona merah. (covid19.go.id)

Termasuk kota Palembang dan Banyuasin yang sebelumnya menjadi wilayah zona merah di Bumi Sriwijaya, berdasarkan data yang dilihat Tribunsumsel.com, Rabu (15/7/2020), status wilayah 'kota pempek' kini menjadi oranye atau risiko sedang terhadap penularan covid-19.

Padahal kasus positif corona di Sumsel terus mengalami peningkatan.

Per Selasa (14/7/2020) tercatat konfirmasi positif baru covid-19 sebanyak 51 orang sehingga total kasus positif sebanyak 2.754 kasus.

Dengan angka kematian hingga kini mencapai 133 orang.

Terkait hal tersebut, Iche menjelaskan bahwa kasus konfirmasi positif hanya menjadi salah satu perhitungan indikator kesehatan masyarakat selama pandemi covid-19.

Sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan gugus tugas percepatan penanganan covid-19 nasional, penghitungan tersebut terdiri dari 10 indikator epidemiologi, 2 indikator surveilance kesehatan dan 2 indikator pelayanan kesehatan.

"Untuk Sumsel, data yang dipublis terkait peta resiko tetap mengikuti pusat gugus nasional pusat. Dan memang dievaluasi setiap minggunya," jelasnya.

Sebagai catatan, Iche mengungkapkan bukan hanya kasus konfirmasi positif saja yang meningkat.

Kasus kematian di Sumsel juga meningkatkan dan kini telah menyentuh angka 4,8 persen.

Untuk itu ia mengimbau agar masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan selama pandemi.

Seperti cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker saat beraktivitas, menjaga jarak dan jaga imunitas dengan makan makanan bergizi serta olahraga teratur adalah hal penting yang mesti diterapkan.

"Karena penerapan protokol kesehatan adalah kunci utama kita dalam memerangi pandemi yang saat ini masih terjadi," ujarnya.

Berikut perhitungan indikator-indikator kesehatan masyarakat berdasarkan situs covid19.go.id yang dihimpun Tribunsumsel.com.

Peta Zonasi Risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan.

Indikator-indikator yang digunakan adalah sbb:

INDIKATOR EPIDEMIOLOGI:
1) Penurunan jumlah kasus positif pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
2) Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
3) Penurunan jumlah meninggal kasus positif pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
4) Penurunan jumlah meninggal kasus ODP dan PDP pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
5) Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
6) Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
7) Persentase kumulatif kasus sembuh dari seluruh kasus positif
8) Kenaikan jumlah selesai pemantauan dari kasus ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir
9) Laju insidensi kasus positif per 100,000 penduduk
10) Mortality rate kasus positif per 100,000 penduduk

INDIKATOR SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT
1) Jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir
2) Positivity rate rendah (target ≤5% sampel positif dari seluruh orang yang diperiksa)

INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN
1) Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS Rujukan mampu menampung s.d >20% jumlah pasien positif COVID-19 yang dirawat di RS
2) Jumlah tempat tidur di RS Rujukan mampu menampung s.d >20% jumlah ODP, PDP, dan pasien positif COVID-19 yang dirawat di RS

SUMBER DATA
- Data kasus positif dan pemeriksaan laboratorium berdasarkan data surveilans Kementerian Kesehatan.
- Data pasien ODP, PDP, dan kapasitas pelayanan RS didapatkan berdasarkan data RS Online di bawah koordinasi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved