Demi Menekan Angka Kejahatan Seksual, Payudara Para Wanita di Negara Ini Wajib Disetrika
Bagi kebanyakan anak, ulang tahun merupakan sebuah perayaan.Hal tersebut tidak berlaku bagi gadis Kamerun, yang berinisial M (10).
Diketahui, lebih dari 12 gadis Kamerun yang tinggal di pemukiman Adagom dan Okende, secara rutin dilecehkan secara seksual oleh laki-laki.
"Saya butuh uang untuk membeli pembalut wanita, saya pergi untuk meminta bantuan seorang pria, begitu saya menghampiri, laki-laki itu mulai menyentuh saya," kata gadis berinisial L (16).
"Aku lari ketika dia mencoba menyeret tubuhku ke arahnya," tambah gadis berinisial L.
Khawatir tentang keselamatan putri mereka yang masih berusia 13 tahun, pasangan berinisial H dan sang suami membuat keputusan untuk menyetrika payudara sang anak.
Keputusan itu diambil setelah anaknya melaporkan bahwa pria yang rumahnya ia bersihkan telah menyentuh bagian tubuhnya.
"Pelecehan yang dihadapinya membuat kami mantap memutuskan (untuk menyetrika payudaranya)," kata ibu H.
"Yang kami lakukan adalah untuk kebaikannya sendiri," tambahnya.
Terkait prosedur dan praktik menyetrika payudara itu, seorang senior Spesialis Perlindungan di Caprecon Development and Peace Initiative, yang bekerja pada perlindungan anak di kamp-kamp pengunsian timur laut Nigeria buka suara.
Ia mengatakan, "Praktik ini berakhir dengan melukai anak-anak dan menempatkan mereka pada risiko komplikasi parah," katanya.
"Keluarga sebaiknya menyalurkan upaya mereka untuk mendidik anak perempuan mereka tentang masalah seks," tambahnya.
Ketakutan Tidak Berdasar
Ketakutan keluarga pengungsi terhadap anak perempuan mereka disebut tidak berdasar.
Pengungsi perempuan dan orang-orang terlantar di Nigeria berisiko tinggi mengalami pelecehan seksual dan eksploitasi seksual.
PBB menyebut pihaknya sadar akan tingginya tingkat kebutuhan seks untuk bertahan hidup di wilayah tersebut.
Juru Bicara UNHCR William Spindler buka suara.
