HUT Kota Palembang

Palembang Kota Tertua di Indonesia Berulang Tahun Hari Ini, Berikut Sejarahnya

Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Palembang, yang jatuh pada 17 Juni 2020, tidak dimeriahkan dengan berbagai acara seperti sebelumnya

Editor: Wawan Perdana
SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Kota Palembang yang berusia 1.337 tahun saat ini sedang berjuang lepas dari Virus Corona. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Palembang, yang jatuh pada 17 Juni 2020, tidak dimeriahkan dengan berbagai acara seperti sebelumnya.

Kota Palembang yang saat ini berusia 1.337 tahun sedang berjuang lepas dari Virus Corona.

Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia.

Usia Palembang dikutip dari palembang.go.id, ditentukan berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedukan Bukit.

Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682 itu, penguasa Sriwijaya didirikan Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang.

Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air.

Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan.

Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang kota ini menamakan kota ini sebagai Pa-lembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan.

Sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu).

Sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air.

Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.

Kondisi alam ini bagi nenek moyang orang-orang Palembang menjadi modal mereka untuk memanfaatkannya.

Air menjadi sarana transportasi yang sangat vital, ekonomis, efisien dan punya daya jangkau dan punya kecepatan yang tinggi.

Selain kondisi alam, juga letak strategis kota ini yang berada dalam satu jaringan yang mampu mengendalikan lalu lintas antara tiga kesatuan wilayah:

Tanah tinggi Sumatera bagian Barat, yaitu : Pegunungan Bukit Barisan.

Daerah kaki bukit atau piedmont dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran rendah.

Daerah pesisir timur laut.

Ketiga kesatuan wilayah ini merupakan faktor setempat yang sangat mementukan dalam pembentukan pola kebudayaan yang bersifat peradaban.

Faktor setempat yang berupa jaringan dan komoditi dengan frekuensi tinggi sudah terbentuk lebih dulu dan berhasil mendorong manusia setempat menciptakan pertumbuhan pola kebudayaan tinggi di Sumatera Selatan.

Faktor setempat inilah yang membuat Palembang menjadi ibukota Sriwijaya, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi di zaman klasik pada wilayah Asia Tenggara.

Kejayaan Sriwijaya diambil oleh Kesultanan Palembang Darusallam pada zaman madya sebagai kesultanan yang disegani dikawasan Nusantara.

Sriwijaya, seperti juga bentuk-bentuk pemerintahan di Asia Tenggara lainnya pada kurun waktu itu, bentuknya dikenal sebagai Port-polity.

Pengertian Port-polity secara sederhana bermula sebagai sebuah pusat redistribusi, yang secara perlahan-lahan mengambil alih sejumlah bentuk peningkatan kemajuan yang terkandung di dalam spektrum luas.

Pusat pertumbuhan dari sebuah Polity adalah entreport yang menghasilkan tambahan bagi kekayaan dan kontak-kontak kebudayaan.

Hasil-hasil ini diperoleh oleh para pemimpin setempat. (dalam istilah Sriwijaya sebutannya adalah datu).

Dengan hasil ini merupakan basis untuk penggunaan kekuatan ekonomi dan penguasaan politik di Asia Tenggara.

Ada tulisan menarik dari kronik Cina Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau Ju-Kua pada abad ke 14, menceritakan tentang Sriwijaya sebagai berikut :Negara ini terletak di Laut selatan, menguasai lalu lintas perdagangan asing di Selat.

Pada zaman dahulu pelabuhannya menggunakan rantai besi untuk menahan bajak-bajak laut yang bermaksud jahat.

Jika ada perahu-perahu asing datang, rantai itu diturunkan.

Setelah keadaan aman kembali, rantai itu disingkirkan.

Perahu-perahu yang lewat tanpa singgah dipelabuhan dikepung oleh perahu-perahu milik kerajaan dan diserang.

Semua awak-awak perahu tersebut berani mati.

Itulah sebabnya maka negara itu menjadi pusat pelayaran.

Tentunya banyak lagi cerita, legenda bahkan mitos tentang Sriwijaya.

Pelaut-pelaut Cina asing seperti Cina, Arab dan Parsi, mencatat seluruh perisitiwa kapanpun kisah-kisah yang mereka lihat.

Jika pelaut-pelaut Arab dan Parsi, menggambarkan keadaan sungai Musi, dimana Palembang terletak, adalah bagaikan kota di Tiggris.

Kota Palembang digambarkan mereka adalah kota yang sangat besar, dimana jika dimasuki kota tersebut, kokok ayam jantan tidak berhenti bersahut-sahutan (dalam arti kokok sang ayam mengikuti terbitnya matahari).

Pelaut-pelaut Cina mencatat lebih realistis tentang kota Palembang, dimana mereka melihat bagaimana kehiduapan penduduk kota yang hidup diatas rakit-rakit tanpa dipungut pajak.

Sedangkan bagi pemimpin hidup berumah ditanah kering diatas rumah yang bertiang.

Mereka mengeja nama Palembang sesuai dengan lidah dan aksara mereka.

Palembang disebut atau diucapkan mereka sebagai Po-lin-fong atau Ku-kang (berarti pelabuhan lama).

Setelah mengalami kejayaan diabad-abad ke-7 dan 9, maka dikurun abad ke-12 Sriwijaya mengalami keruntuhan secara perlahan-lahan.

Keruntuhan Sriwijaya ini, baik karena persaingan dengan kerajaan di Jawa, pertempuran dengan kerajaan Cola dari India.

Terakhir kejatuhan ini tak terelakkan setelah bangkitnya bangkitnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
Kerajaan-kerajaan Islam yang tadinya merupakan bagian-bagian kecil dari kerajaan Sriwijaya, berkembang menjadi kerajaan besar seperti yang ada di Aceh dan Semenanjung Malaysia.

Harapan Wali Kota

Walikota Palembang H Harnojoyo mengatakan, beragam kegiatan seperti lomba bidar tradisional, lomba parade perahu hias dan kegiatan lain di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang akan ditiadakan.

"Tidak ada perayaan apapun di HUT Kota Palembang tahun ini. Malah saya mengajak masyarakat untuk bermuhasabah, tetap mawas diri, dan terpenting mengedepankan protokol kesehatan.

Meski tidak ada perayaan hari jadi, sejumlah agenda penting Pemkot Palembang untuk pembangunan Kota Palembang akan tetap dilanjutkan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved