Agus Petugas Damkar Tewas Tersengat Listrik, Rekan Korban : Tak Seperti Biasanya Dia Jadi Pendiam

Agus Setiawan (26) yang gugur saat memadamkan kebakaran di Jalan Syahyakirti Kelurahan Karang Jaya Kecamatan Gandus

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Moch Krisna
zoom-inlihat foto Agus Petugas Damkar Tewas Tersengat Listrik, Rekan Korban : Tak Seperti Biasanya Dia Jadi Pendiam
IsT
Foto almarhum Agus Setiawan semasa hidup
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Agus Setiawan (26) yang gugur saat memadamkan kebakaran di Jalan Syahyakirti Kelurahan Karang Jaya Kecamatan Gandus Palembang, dikenal rekan-rekan satu regunya sebagai orang yang supel dan humoris.
 
Selain itu, Agus juga dikenal tidak pernah membatah apa yang diperintahkan atasannya baik di lapangan maupun sedang berada di pos. Hampir 2 tahun bertugas di Pos Pemadam kebakaran Gandus Palembang, gelagat Agus tak seperti biasanya.
 
"Akhir-akhir ini, dia lebih pendiam. Terakhir sebelum kejadian,  makan bersama dengan teman-teman di pos. Biasanya, kalau masalah makan dia itu selalu menyuruh duluan. Kalau tidak dia pulang ke rumah, karena dari pos ke rumahnya tak jauh. Kemarin itu beda sekali," ujar rekan satu regunya Liga yang terlihat kehilangan sosok Agus saat ditemui di rumah duka. 
 
Dengan mata sembab, Liga mengungkapkan untuk satu regunya Agus dikenal juga sebagai orang yang hormat terhadap orang yang lebih tua dari dirinya. Namun, Agus juga dikenal tidak seenaknya dengan sesama petugas damkar di bawahnya. 
 
Sehingga memang, gugurnya Agus saat bertugas membawa duka tersendiri bagi rekan-rekan satu regunya. Terlihat, rekan satu regunya sebanyak 15 orang sangat kehilangan dengan sosok Agus. 
 
"Beberapa hari ini, dia itu lebih diam dan lebih banyak tidur. Tetapi, ketika dipanggil komandan, dia langsung cepat datang. Namun, beda dari biasanya yang suka bercanda dan kumpul dengan kawan-kawan," ungkap Liga.
 
Karena, menurut Liga dan juga Komandan Regu Pos Gandus Hamdi MR untuk regu mereka itu satu dengan yang lainnya sudah seperti keluarga. Suka duka, baik di pos maupun dilapangan selalu bersama-sama. 
 
Tidak ada membedakan antara senior maupun junior. Terlebih, ketika ada kebakaran satu regu biasanya bahu membahu untuk sesegera mungkin memadamkan api. 
 
"Kalau di regu kami, semuanya susah seperti keluarga. Ada makanan enak dimakan sama-sama, ada mie saja ya maka sama. Makanya, kami merasa kehilangan sekali sosok Agus," ujar Hamdi. 
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved