Tahu Wali Kota Risma Marah-marah Karena Mobil PCR 'Dibajak', Ini Respon Gubernur Khofifah
Khofifah Indar Parawansa menanggapi santai polemik tentang dua mobil PCR bantuan dari BNPB pusat yang disoal Wali Kota Risma
TRIBUNSUMSEL.COM - Wali Kota Tri Rismaharini marah-marah setelah tahu mobil PCR yang dimintanya kepada Kepala BNPB Letjen Doni Monardo, tidak mampir ke Surabaya
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menanggapi santai polemik tentang dua mobil PCR bantuan dari BNPB pusat yang disoal Wali Kota Risma
Dia enggan berkomentar banyak ketika ditanya terkait dengan mobil yang sempat membuat geram Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu.
Khofifah Indar Parawansa memilih menyerahkan hal tersebut kepada Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi.
Menurut Khofifah, Joni lebih memahami terkait penggunaan mobil PCR itu.
"Mobilnya yang koordinasi dengan (pemerintah) pusat adalah Pak Suban (Ketua Logistik), tapi beliau lebih tahu, monggo Pak Joni," kata Khofifah meminta Joni menjelaskan terkait 2 Mobil PCR itu.
Joni lantas menuturkan, ada salah paham antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya karena adanya missed komunikasi.
Hal itu utamanya dikarenakan adanya pesan yang tak tersampaikan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya ke Gugus Tugas Jawa Timur.
Joni menyatakan dua unit mobil Laboratorium PCR bantuan dari BNPB itu sudah dioperasikan sejak hari pertama dan kedua mobil datang.
Namun, saat hari ketiga Pemkot tidak mengomunikasikan kebutuhan atau agenda permintan pemeriksaan dengan menggunakan mobil tersebut.
Sehingga mobil tersebut sudah terlanjur dikirimkan ke daerah lain yaitu Tulungagung dan Lamongan yang juga memiliki antrean yang panjang.
“Hari pertama kita kirim mobil itu ke RSUA karena memang mobil PCR itu ditujukan untuk subsitusi RSUA yang ITD-nya mengalami masalah. Jadi memang kita korkomkan ke RSUA di hari pertama untuk melanjutkan PCR di sana,” jelas Joni dalam konferensi pers yang juga didampingi oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa.
Kemudian sorenya pada tanggal 27 Mei 2020 penggunaan mobil PCR digeser ke Asrama Haji, namun lantaran sudah sore hanya mampu mengerjakan sebanyak 10 sampel.
Pemeriksaan di Asrama Haji kembali dilanjutkan di keesokan harinya untuk mendiagnosa secara pasti orang-orang yang tengah diisolasi di Asrama Haji.
Hingga ada 100 sampel yang dikerjakan di titik tersebut.