New Normal di Palembang

PSBB Masih Berlangsung Sudah Mau New Normal, Dosen Epidemiologi Unsri : Keputusan Unik

Najmah, Dosen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Universitas Sriwijaya menilai, keputusan pemerintah tentang new normal cukup unik

Editor: Wawan Perdana
Kompas.com
Palembang termasuk 25 kota/kabupaten yang ditunjuk pemerintah untuk menerapkan new normal. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Palembang termasuk 25 kota/kabupaten yang ditunjuk pemerintah untuk menerapkan new normal.

Najmah, Dosen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Universitas Sriwijaya menilai, keputusan pemerintah cukup unik.

Sebab Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibeberapa daerah masih berlangsung, ada yang diperpanjang bahkan baru mau mengajukan PSBB.

Ia mengingatkan. perlunya berefleksi dari berbagai elemen seperti masyarakat, tenaga medis, dan lainnya.

Najman menyampaikan pendapatnya dalam acara Sumsel Virtual Fest 2020 yang digelar Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, Jumat (29/5/2020).

Ia menyebut, masih banyak kegalauan yang dirasakan saat ini.

Dimana tenaga kesehatan yang berjuang ditengah pandemi Covid-19 masih harus pulang ke rumah namun khawatir bila keluarga terpapar dan orang tua.

Belum lagi wacana sekolah kembali buka, bagaimana kondisi anak bila harus kembali bersekolah di tengah pandemi yang belum ada vaksinnya.

Namun, apapun yang telah diwacanakan pemerintah diyakininya tentu semuanya telah melalui pertimbangan yang matang oleh tim ahli.

Tetapi pihaknya, saat fokus pada kepedulian masyarakat bahwa pandemi Covid-19 ini nyata.

Targetnya, setelah masyarakat peduli dan tidak menganggap bahwa kondisi ini hanya konspirasi atau apapun itu, maka saatnya masyarakat untuk sama-sama menjaga kesehatan baik untuk kepentingan individu, keluarga dan lingkungan sosial terdekatnya.

Karena pada akhirnya yang diperlukan bagaimana adanya kesadaran masing-masing untuk menyerang Covid-19.

Berdasarkan data-data sebaran kasus yang dianalisis statistik dari FKM, bahwa Sumatera Selatan belum dalam kondisi baik sehingga apapun keputusan pemerintah kesadaran masyarakat tidak boleh lengah sedikit pun.

Dari literasi yang telah dilakukannya beberapa waktu lalu dari berbagai jurnal, bahwa kondisi perkembangan Covid-19 masih terus merangkak naik dan belum mencapai puncak.
Berbeda dengan Thailand yang kurvanya cenderung menurun dan sedikit angka kematiannya.

"Dari sisi epidemiologi, kami melihat ada beberapa negara yang melakukan perang terbuka seperti di Korea yang ketika sampai disana kita wajib menghidupkan aplikasi tracking sehingga mereka tahu kemana saja kita berinteraksi."

"Isolasi mandiri juga perlu dilakukan seperti yang terjadi di Vietnam dan Thailand yang menutup akses jalur darat, laut dll. Artinya, ada perubahan perilaku serta protokol kesehatan harus dilakukan bahkan setelah pandemi," katanya.

Beda Normal Sebelum Pandemi

Fison Hepiman dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Klas I Palembang menjelaskan, kasus pertama di Sumsel yakni di 24 Maret dimana dari posisi sebaran kasus saat itu, Sumsel berada di posisi 23.

Kemudian merangsek naik ke posisi 10 besar Provinsi di Indonesia yang catatan kasusnya terus bertambah.

Inilah yang kemudian jadi pertanyaan.

"Kalau mengutip dari apa yang disampaikan Gubernur, bahwa tingginya kasus Covid-19 karena aktifnya kita tracking dan tracing, namun disisi lain kita juga harus melihat apakah upaya penekanan angka kasus Covid-19 ini berjalan optimal atau belum," ujarnya.

Menurutnya, new normal adalah konsep yang disiapkan pemerintah yang diadaptasi dari WHO.

Kehidupan baru normal namun tidak seperti normal sebelum adanya pandemi.

Contohnya, dulunya orang-orang yang pakai masker menganggap aneh tapi sekarang jadi sesuatu yang normal, begitu juga setiap masuk fasilitas umum juga wajib ada pengecekan suhu dan cuci tangan.

"Vaksin dan obatnya kemungkinan masih lama ditemukan maka kita harus beradaptasi dengan kondisi yang ada saat ini. Inilah yang disebut new normal," ujarnya.

Cakupan Tes di Sumsel Kecil

Sementara Yeni, Dosen Biostatistika FKM UNSRI menambahkan, pihaknya melihat cakupan tes di Sumsel jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan provinsi lainnya.

Saat ini baru mampu melaksanakan uji tes sampel 3.350 sampel dimana 2.004 masih menunggu hasil.

"Jadi terlalu dini bila harus menjalankan new normal life, bahkan PSBB masih berlangsung untuk tahap pertama," ujarnya.

PSBB Palembang Tak diperpanjang

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Palembang diperkirakan tidak akan berlanjut.

Sesuai jadwal PSBB tetap berakhir pada 2 Juni 2020.

Walikota Palembang, Harnojoyo menyebutkan meski belum adanya pemberitahuan secara resmi dari pusat, pertimbangan tidak melanjutkan penerapan PSBB tak terlepas dengan penunjukan Palembang yang akan mulai menuju penerapan new normal mulai 1 Juni.

Dalam rangka menuju new normal tersebut, Pemkot Palembang terus mempersiapkan berbagai hal.

Termasuk menambah kekuatan pasukan/personil yang akan ditempatkan di titik-titik keramaian seperti pasar dll.

"Besok kita mulai apel jam 2 di BKB untuk persiapan menuju ke penerapan new normal," jelasnya saat dikonfirmasi, Jumat (29/5/2020)

Menurutnya, selama fase new normal pihaknya akan berupaya lebih masif dan memaksimalkan kinerja gugus tugas dalam rangka menekan angka kasus penyebaran.

Kendati PSBB usai dan diterapkan New Normal, namun protokol kesehatan menjadi dasar dalam kehidupan normal.

Persiapan personel keamanan pun cukup banyak, terutama di tempat kerumunan.

“Jadi nanti tidak perlu resah dan curiga, jika ada aparat di tempat keramaian. Saat penerapan New Normal juga, tidak akan ada sanksi, hanya imbauan saja. Namun saat ini, warga Palembang sudah menaati peraturan PSBB,” ucapnya.

Menurutnya, saat penerapan New Normal, warga Kota Palembang bisa bebas beraktivitas, perekonomian kembali bergerak, namun protokol kesehatan harus tetap diutamakan penerapannya.

Harno pun mengakui, mengetahui dari media sosial (medsos), jika Kota Palembang masuk dalam daftar New Normal dari pemerintah pusat.

“Kita tahu dari medsos, jadi memang belum resmi diberitahu. Tapi dari hasil PSBB kemarin, masyarakat kita sudah banyak patuh menggunakan masker dan aturan lainnya,” tutupnya. (Sp/ Rahmaliyah)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved