Habib Bahar
Dijemput Paksa, Istri Habib Bahar Samakan Suaminya Seperti Kisah Penculikan Para Jenderal di Film
Penjemputan Habib Bahar ini sudah sama seperti penculikan jenderal-jenderal yang ada di film-film kalau menurut saya
TRIBUNSUMSEL.COM - Habib Bahar mendekam penjara di Nusakambangan.
Sebelumnya, Habib Bahar selama 60 jam menghirup udara segar setelah bebas dari Lapas di Bogor.
Ternyata, penjemputan Habib Bahar menjadi sorotan sang istri.
Istri Bahar bin Smith, Ummi Fadlun, menyebut proses penjemputan suaminya sangat berlebihan.
Ia membandingkan peristiwa tersebut layaknya penculikan para jenderal di film-film.
Dikutip TribunWow.com, Ummi Fadlun angkat bicara tentang kronologi penjemputan suaminya.
"Habib Bahar dijemput oleh tim dari kepolisian dan Kementerian Hukum dan HAM Direktorat Jenderal Permasyarakatan pada Selasa (19/5/2020) malam sekitar pukul 02.00 WIB," kata Ummi Fadlun, seperti yang ditayangkan kanal YouTube Tribun Jabar Video, Sabtu (23/5/2020).
• Insting Tajam AKP Benny, Sebut Habib Bahar Ingin Merokok Agar Mengulur Waktu Untuk Kumpulkan Massa
• Hoax Kabar Pembatasan Aktivitas Sampai Pukul 14.00, Kadishub : Video itu Bukan di Palembang
Ia mengungkapkan banyaknya personel polisi yang dikerahkan hanya untuk menjemput suaminya.
"Dengan penjemputan yang sangat berlebihan menurut saya, beliau dijemput oleh ratusan pasukan polisi, bersenjatakan lengkap, dengan mengendarai banyak mobil truk," papar Fadlun.
Menurut Ummi Fadlun, suaminya itu bahkan tidak sempat mengganti pakaian dan berpamitan dengan keluarganya.
"Habib Bahar saat itu jangankan untuk mengganti pakaiannya," kata Fadlun.
"Meminta izin untuk pamit kepada istri dan kedua orang tuanya itu tidak diperbolehkan sama sekali oleh polisi," lanjut dia.
Ummi menyebutkan cara penjemputan suaminya sudah berlebihan, bahkan sama seperti film.
"Penjemputan Habib Bahar ini sudah sama seperti penculikan jenderal-jenderal yang ada di film-film kalau menurut saya," sindirnya.
"Sangat-sangat berlebihan," tegas Fadlun.
Ia mempertanyakan jumlah personel yang harus dikerahkan untuk menjemput suaminya.
"Apakah tidak cukup Habib dijemput dengan satu mobil saja?" tanya Fadlun.
"Apakah harus dengan puluhan mobil, ratusan polisi dengan bersenjatakan lengkap?" lanjut dia.
Tidak hanya rumah, Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin yang dikelola Bahar bin Smith turut dipenuhi personel.
"Sampai seluruh area pondok pesantren kami itu dikepung," ungkap Fadlun.
"Itu udah sangat berlebihan," kecamnya.
Fadlun menilai suaminya tidak melakukan kejahatan berat.
Hal itu disampaikannya dengan nada tinggi.
"Habib Bahar ini bukan seorang teroris, bukan seorang koruptor, bukan seorang penjilat, bukan bandar narkoba yang harus dijemput dengan cara yang berlebihan seperti itu," tutupnya.
Bahar bin Smith diketahui adalah seorang ulama dan pimpinan Majelis Pembela Rasulullah.
Ia ditangkap karena dinilai menyampaikan ceramah dengan muatan provokatif dan menyebarkan rasa permusuhan di pesantrennya pada 16 Mei 2020.
Ceramah itu disampaikan sehari setelah dia bebas.
Bahar bin Smith kemudian dinilai melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena telah mengumpulkan massa yang dilarang dalam kondisi pandemi Covid-19.
Ia yang sebelumnya mendapat asimilasi kemudian dibatalkan dan harus menjalani tahanan di Lapas Nusakambangan.
Keterangan Pengacara
Tokoh Bahar bin Smith dianggap telah melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan diduga melakukan ceramah provokatif.
Akibatnya program asimilasi Bahar bin Smith dicabut dan mau tak mau harus kembali mendekam kembali di penjara.
Menanggapi hal itu, pengacara Bahar bin Smith, Aziz Yanuar menilai bahwa ceramah provokatif itu bersifat subjektif.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV pada Kamis (20/5/2020), Aziz Yanuar juga sempat menantang agar mau mendengar ceramah Bahar bin Smith.
Aziz menilai pemerintah sensitif pada ceramah Bahar.
"Jadi mereka ini menginterpretasikan begitu lo, sensitifnya berlebihan," sambungnya.
Lebih lanjut Aziz menambahkan, kritik bukan berarti membenci.
Menurutnya, kritik adalah bentuk kepedulian terhadap pemerintah.
"Yang kedua, saya sedikit keluar dari sisi hukum bahwa kalaupun memang betul yang dimaksud adalah Pemerintah Republik Indonesia perlu dicermati seksama."
"Isinya adalah mengkritik, mengkritik itu sangat berlawanan dengan membenci dan menyebar permusuhan. Justru orang-orang seperti Habib Bahar menyuarakan kritik ini adalah peduli terhadap pemerintah," ucap dia.
Lalu, Aziz menantang agar ceramah Bahar itu didengarkan lagi.
Dalam ceramah itu, Aziz menilai bahwa Bahar berusaha membela rakyat kecil.
"Bisa didengarkan ulang lagi bahwa yang dimaksud adalah Beliau mengatakan bahwa pemerintah dan pejabat itu tidak berkorban untuk rakyat."
"Melainkan rakyat yang berkorban untuk mereka dan partai dan semacam-macamnya yang seperti dijelaskan," ungkapnya.
Selain itu, ceramah Bahar disebut juga menyoroti sejumlah permasalahan yang kini tengah terjadi.
Misalnya kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Faktanya kan betul BPJS dinaikkan, kemudian di tengah kondisi seperti ini. Kemudian, harga BBM dunia turun drastis, tidak turun di Indonesia. Kemudian banyak impor, banyak merugikan rakyat Indonesia yang rakyat kecil."
"Apa yang salah dari statement itu?" ujarnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Mariah Gipty)