Fenomena Matahari 'Lockdown' Pertanda akan Timbul Bencana di Muka Bumi ? Ini Penjelasan LAPAN RI

Para ilmuwan NASA pun khawatir akan adanya pengulangan Dalton Minimum yang terjadi pada 1790-1830.

Editor: Weni Wahyuny
Public Domain via Pixabay
Ilustrasi matahari 

Bahkan suhu anjlok hingga 2 derajat celcius selama 20 tahun.

Hal ini membuat produksi pangan duni hancur.

Proses terjadinya Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang dilihat dari tepian pantai Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Kamis (26/12/2019). Durasi terjadinya GMC selama 3 jam 51 menit 4 detik, sedangkan durasi cincin berlangsung selama 3 menit 17 detik. Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
Proses terjadinya Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang dilihat dari tepian pantai Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Kamis (26/12/2019). Durasi terjadinya GMC selama 3 jam 51 menit 4 detik, sedangkan durasi cincin berlangsung selama 3 menit 17 detik. Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir (Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir)

Sementara itu, mengutip dari Daily Mail, fase lockdown matahari ini dapat menyebabkan ledakan "sprite".

Ledakan tersebut seperti cahaya oranye dan merah yang melesat keluar dari puncak badai seperti pohon-pohon setinggi 60 mil di langit.

Met Office dan anggota Royal Astronomical Society meminta masyarakat untuk tidak panik terhadap fenomena tersebut.

Hal ini lantaran fenomena yang terjadi merupakan sifat alami.

Seperti yang diketahui, matahari merupakan salah satu bintang yang membuat bumi tetap hidup.

Maka segala aktivitasnya mungkin akan menimbulkan konsekuensi.

Ilmuwan Met Office Jeff Knigt menegaskan, kemungkinannya sangat kecil untuk menimbulkan musim dingin berkepanjangan.

Jeff memprediksi, penurunan suhu tak akan mencapai 20 derajat.

Ilustrasi matahari- Para ilmuwan menyebut, matahari kini masuk pada fase lockdown. Fase ini bisa menimbulkan bencana di bumi. Mulai dari gempa bumi hingga kelaparan.
Ilustrasi matahari- Para ilmuwan menyebut, matahari kini masuk pada fase lockdown. Fase ini bisa menimbulkan bencana di bumi. Mulai dari gempa bumi hingga kelaparan. ((NASA/SDO (AIA)))

"Minimum matahari kemungkinan akan mempengaruhi suhu rata-rata global, menjadikannya lebih dingin, tetapi hampir tidak mencapai 20 derajat," katanya.

Meski bumi akan mengalami penuruan suhu, hal ini tidak berarti bahwa masalah pemanasan global telah selesai.

"Hanya karena kita dalam jumlah minimum, itu tidak berarti pemanasan global akan ditangkap atau dibalik - ini memiliki efek yang jauh lebih halus daripada itu," katanya.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia (LAPAN RI) juga turut menyinggung soal fase minimum matahari ini.

"Matahari sedang memasuki fase di mana Matahari lebih sedikit atau tidak sama sekali membentuk bintik matahari (sun spot)," tulis pihak Lapan melalui akun Instagram @lapan_ri yang Tribunnews.com kutip Sabtu (23/5/2020).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved