Beda dengan Anak Lainnya, Cita-cita Rizal Bocah Penjual Jalangkote yang Dibully Ini Bikin Kaget
"Salah satu jawaban spontan ketika saya bertanya soal cita-cita, Rizal menjawab ingin menjadi pengantar jenazah. Jawab ini buat kami kaget karena beda
TRIBUNSUMSEL.COM - Mengaku ingin menjadi pengantar jenazah, Rizal, bocah penjual jalangkote di Sulawesi Selatan.
Rizal menjadi perbincangan setelah video bullying yang dialaminya beredar di media sosial, seperti yang ramai diberitakan.
Rizal yang sedang berjualan mengendarai sepedanya ini di-bully oleh sekelompok pemuda, dalam video yang beredar.
Peristiwa yang dialami Rizal ini terjadi pada Minggu (17/05/2020) sekitar pukul 17.30 Wita.
Kejadian yang dialami Rizal ini terjadi di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Tak hanya itu, RL yang sedang menjajakan dagangan dengan sepedanya juga sempat dihadang oleh sejumlah pemuda.
Bocah berusia 12 tahun ini kaget hingga sepedanya oleng dan jatuh ke sebuah lapangan.
Bullying yang dialami oleh Rizal ini menuai rasa prihatin masyarakat.
Tak sedikit yang memberikan bantuan kepada Rizal.
Kisah perjuangan Rizal demi bantu perekonomian keluarga perlahan terkuak setelah kasus bully yang didapatkannya itu terungkap.
Meski di usianya yang baru 12 tahun, Rizal rela membantu sang ibunda mencari rezeki untuk kebutuhan adik bayinya.
Sepulang sekolah, Rizal berkeliling desa sambil berjualan jalangkote.
Kini, banyak pihak yang kemudian menemui dan memberikan bantuan kepada Rizal. Salah satunya, anggota DPRD Sulawesi Selatan, Irfan AB.
Sehari setelah bocah malang ini dapat bully dari 8 pemuda, Irfan langsung mendatangi Rizal di Polres Pangkep.
Di depan Irfan, Rizal bahkan sempat curhat soal cita-citanya di masa mendatang.

"Sehari setelah viral, saya bersama beberapa reka sejawat DPRD Sulsel, Ismail Bahtiar dan Fian Syam, menyempatkan diri bertemu Rizal di Polres Pangkep," ucapnya kepada TribunTimur, Selasa (19/5/2020).
Dilansir TribunJakarta.com dari TribunTimur, Irfan datang dengan tujuan memberikan dukungan pascabully agar tak berdampak psikologi kepada Rizal.
"Alhamdulilah sampai hari ini banyak simpati yang mengalir dan menguatkan. Bentuk simpat macam-macam, ada yang beri semangat, beri sepeda, ada juga motor," kata Irfan.
"Memang seringkali setiap peristiwa selalu ada blessing indisgues. Setiap bencana ada berkah di dalamnya," sambungnya.
Saat itu, Irfan dan rekannya yang lain mengingat jawaban Rizal kala ditanya soal cita-citanya di masa depan.
Pasalnya Rizal mengaku ingin menjadi seorang pengantar jenazah.
"Salah satu jawaban spontan ketika saya bertanya soal cita-cita, Rizal menjawab ingin menjadi pengantar jenazah. Jawab ini buat kami kaget karena beda dengan anak kebanyakan,"

Dijelaskan Irfan, Rizal tak menjawab apa alasannya memilih menjadi seorang pengantar jenazah.
"Rizal tak dapat menjawab mengapa bercita-cita seperti itu," ucap Irfan.
Irfan berharap perundungan yang menimpa Rizal tak terjadi lagi kepada siapapun di kemudian hari.
Reaksi ibunda
Rizal sempat menyembunyikan kejadian tersebut dari sang ibunda, Dahlia.
Alasannya karena tak ingin membuat sang ibunda bersedih.
Meski begitu, Dahlia mengaku baru mengetahui anaknya dibully hingga dianiaya dari ibu dan tetangganya.
Seseorang bahkan memperlihatkan video tersebut kepada Dahlia.
“Saya teriak-teriak, tapi saya tidak sanggup melihat sepenuhnya video tersebut. Saya saja tidak pernah pelakukan seperti itu anakku, kenapa orang tega memperlakukan demikian. Kasihannya anakku, sambil saya menangis,” ujarnya.
Dahlia mengaku telah memaafkan semua pelaku perundungan kepada anaknya, namun dia berharap proses hukum tetap berjalan agar ke depannya tidak ada kejadian serupa terjadi menimpa anaknya termasuk kepada anak-anak lainnya.
Nasib pelaku
Delapan orang tersangka perundungan terhadap Rizal telah diamankan di Polres Pangkep.
Setelah diperiksa, terkuak delapan orang tersangka ini mengaku melakukan perbuatan tersebut karena iseng untuk bahan candaan.
Kepala Polres Pangkep AKBP Ibrahim Aji dalam keterangan persnya, Senin (18/5/2020) mengungkapkan, kedelapan tersangka hanya iseng untuk mengerjai korban RL (12) penjual keliling jalangkote.
Dari pengakuan tersangka, korban pernah mengungkapkan bahwa dirinya sebagai jagoan di daerah tersebut.

“Korban pernah bercanda dan mengatakan dalam bahasa Bugis (iya' tolo'na Ma'rang) yang artinya iya jagoannya daerah Ma’rang. Di situlah, para tersangka mengerjai korban sebagai bahan candaan, namun kelewat batas,” katanya.
Meski hanya bercanda, tegas Ibrahim, para tersangka tetap akan diproses hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Terlebih lagi, salah seorang pelaku, Firdaus (26) memukul korban dan mendorongnya hingga tersungkur ke pondasi jalanan.
“Akibat perbuatan Firdaus, korban menderita luka lecet di lengan kirinya. Sedangkan tujuh tersangka lainnya tetap diproses hukum karena mem-bully anak di bawah umur sesuai Undang-undang Perlindungan anak,” jelasnya.
Ibrahim menjelaskan, tersangka Firdaus yang memukul hingga korban terjatuh dikenakan Pasal 80 UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman tiga tahun enam bulan.
Sementara tujuh orang rekan Firdaus dikenakan Pasal 76c UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman tiga tahun enam bulan akibat peranannya. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Curhat Bocah Penjual Jalangkote Berimpian Jadi Pengantar Jenazah, Bereaksi Ini saat Ditanya Alasan
dan di Tribunnews.com Rizal Bocah Penjual Jalangkote Ingin Jadi Pengantar Jenazah, Ini Jawaban Saat Ditanya Alasannya
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Rizal Bocah Penjual Jalangkote Mengaku Bercita-cita Jadi Pengantar Jenazah, Ternyata Ini Alasannya, https://newsmaker.tribunnews.com/2020/05/20/rizal-bocah-penjual-jalangkote-mengaku-bercita-cita-jadi-pengantar-jenazah-ternyata-ini-alasannya?page=all.
Editor: ninda iswara