Pasien yang Sembuh dari Covid-19, Ahli Peringatkan Agar Tidak Berhubungan Intim selama 30 Hari

Virus corona selama ini diyakini menyebar melalui cairan dari saluran pernapasan, seperti yang keluar dari bersin atau batuk.

Editor: Moch Krisna
Sumber: NIAID-RML vis Bloomberg
Bentuk virus Corona di mikroskop - Para ilmuwan menerbitkan temuan tentang jenis virus Corona baru yang tampaknya lebih menular dari yang selama ini mewabah. Apa bahayanya? 

TRIBUNSUMSEL.COM - Virus corona selama ini diyakini menyebar melalui cairan dari saluran pernapasan, seperti yang keluar dari bersin atau batuk.

Untuk penularan melalui hubungan seks memang belum ada bukti yang kuat.

Namun di sisi lain, para ahli dari hari ke hari juga kerap kali menemukan fakta baru tentang virus yang menyebabkan pandemi ini.

Oleh karena itu, tidak ada yang tidak mungkin mengingat kemungkinan virus ini masih menyimpan berbagai 'misteri'.

Terkait virus corona dan hubungan intim, seorang ahli medis medis dari Thailand menyarankan bahwa pasien Covid-19 yang telah berhasil sembuh harus menghindari hubungan intim selama 30 hari.

Bahkan, ia pun memperingatkan agar pasien sembuh dan pasangan agar tidak berciuman lebih dulu.

Melansir Mirror.co.uk (15/5/2020), sang ahli yaitu Veerawat Manosutthi, yang merupakan seorang ahli media senior di Departemen Pengendalian Penyakit Thailand, mengungkapkan hal tersebut.

Untuk orang-orang yang percaya diri bahwa mereka bebas dari virus corona, Manosutthi juga memberikan sarannya.

Menurutnya, mereka tetap harus menggunakan kondom, juga menghindari berciuman.

“Mereka yang percaya diri mereka bebas dari virus harus menggunakan kondom ketika berhubungan seks.

"Berciuman juga harus dihindari karena diketahui juga dapat menyebar melalui mulut," kata Manosutthi kepada Khaosod English.

Ilustrasi- berhubungan Intim
hearstapps
Ilustrasi- berhubungan Intim

Manosutthi menyarankan hal tersebut berdasarkan pada penelitian terbaru, yaitu yang menemukan bahwa beberapa pria memiliki jejak virus dalam air mani mereka.

Dalam studi tersebut, para peneliti dari Rumah Sakit Kota Shangqiu mengambil sampel semen dari 38 pasien coronavirus pria di provinsi Henan, China.

Tim menganalisis sampel pada 26 Januari dan lagi pada 16 Februari, dan menemukan bahwa 16% pria memiliki jejak virus dalam air mani mereka.

Dalam studi yang dipublikasikan di JAMA, para peneliti menulis: "Kehadiran virus dalam semen mungkin lebih umum daripada yang dipahami saat ini, dan virus tradisional yang ditularkan secara non-seksual seharusnya tidak dianggap sama sekali tidak ada dalam sekresi genital."

Selain air mani, virus corona juga dapat ditemukan dalam partikel pernapasan, sehingga artinya kewaspadaan juga berlaku untuk aktivitas ciuman.

 
Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved