Corona di Palembang
Kasus Positif Corona Palembang Terus Melonjak, Ketua IDI Ungkap Penyebab Cepatnya Penularan
Kota Palembang sebagai wilayah tertinggi dalam penyebaran covid-19 dari 17 Kabupaten Kota di Sumsel.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Kasus positif Corona di Palembang dalam berapa hari ini meningkat drastis.
Sampai dengan kemarin, Gugus Tugas Provinsi Sumsel mencatat ada 239 kasus positif Covid-19.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang DR dr Zulkhair Ali SpPD menyebut, melonjaknya jumlah kasus positif covid-19 di Palembang seirama dengan kembali ramainya kegiatan masyarakat yang beraktivitas di luar rumah.
"Bisa kita lihat beberapa hari ini jalan raya sudah kembali ramai, pasar-pasar juga sudah penuh lagi. Berbeda betul dengan waktu baru-baru diumumkan ada kasus positif di Palembang," ujarnya, Jumat (15/5/2020).
Sehari sebelumnya, juru bicara gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Sumsel merilis adanya penambahan kasus positif yang terkonfirmasi.
Update Kamis (14/5/2020), dari 119 tambahan kasus positif di Sumsel, 73 kasus berasal dari kota Palembang.
Sehingga sudah ada 239 kasus positif covid-19 di kota pempek.
Hal ini semakin menjadikan kota Palembang sebagai wilayah tertinggi dalam penyebaran covid-19 dari 17 Kabupaten Kota di Sumsel.
Menurut Zulkhair hal ini tentu sangat memprihatikan.
Sebab ditakutkan, semakin banyak kasus positif dapat membuat tenaga kesehatan menjadi kewalahan dengan terus melonjaknya jumlah pasien.
• Sesak Napas 3 Hari, Seorang PDP Asal Muara Beliti di Musirawas Meninggal Dunia
"Karena walaupun sudah pakai APD lengkap, tetap saja kita tidak tahu celah-celah yang memungkinkan tenaga kesehatan ini tumbang."
"Bisa karena lelah atau semakin tinggi resiko ikut terpapar covid-19. Disisi lain juga, tenaga kesehatan kita ini tidak banyak dan pasti akan kewalahan bila pasiennya terus bertambah," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, kembali ramainya aktivitas di luar rumah juga tidak terlepas dari anggapan di sebagian masyarakat yang menilai bahwa tenaga medis merupakan orang yang lebih cenderung terjangkit virus corona.
Sedangkan masyarakat umum dianggap sebagai orang yang memiliki risiko rendah dalam penularan virus tersebut.
"Padahal anggapan itu jelas salah. Semua orang memiliki risiko yang sama terhadap penularan virus corona," tegasnya.
"Terkait banyaknya tenaga medis yang diketahui positif, itu karena mereka diperiksa. Sedangkan masyarakat umum banyak yang tidak periksa."
"Kita juga harus selalu waspada karena banyak sekali Orang Tanpa Gejala (OTG) yang otomatis tidak menyadari bahwa ternyata dia sudah terjangkit," ujarnya.
• IDI Palembang Beberkan Penyebab Banyak Tenaga Medis Terpapar Covid-19, Salah Satunya APD Tak Standar
Zulkhair juga menyoroti masih banyak masyarakat yang menggunakan masker secara tidak benar.
Ia mencontohkan seperti yang banyak terlihat di pasar-pasar.
Banyak pedagang yang masih tidak menggunakan masker saat berjualan.
Kalaupun ada, mayoritas justru hanya mengalungkan masker tersebut di leher. Bukan digunakan secara benar.
Ia juga menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang sudah menggunakan masker saat beraktivitas, namun dilepaskan ketika sedang berbicara.
"Sudah jelas kalau itu tindakan yang salah. Ada juga isu di masyarakat bahwa yang pakai masker adalah mereka yang sakit. Padahal orang sakit maupun sehat sekarang ini semuanya harus pakai masker," ujarnya.
Untuk itu, Zulkhair mengimbau agar masyarakat kembali memperketat penerapan jaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain.
Selain itu juga disarankan untuk mengurangi aktivitas yang tidak terlalu penting di luar rumah.
"Bisakah kita bayangkan bagaimana perjuangan petugas kesehatan saat harus menggunakan APD lengkap yang tidak bisa dibuka di sembarang waktu. Dan coba juga bayangkan kalau kita sampai terpapar."
"Bayangkan kalau kita harus diisolasi di rumah sakit selama 30 hari tanpa boleh ditemani oleh pihak keluarga. Bayangkan betapa beratnya itu. Untuk itu kita harus bersama-sama berperan aktif dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19 ini," ujarnya.