Hasil Survei Disdik Sumsel Soal Dua Bulan Belajar Daring, Motivasi Tinggi hingga Keluhan Wali Siswa

Dikembangkannya ini, bertujuan untuk memberikan pelajaran tambahan bagi siswa dan pengetahuan bagi guru.

Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Weni Wahyuny
Kemendikbud
Ilustrasi belajar dari rumah 

TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG - Hampir dua bulan belakangan ini, di Sumatera Selatan telah menerapkan belajar secara daring atau dari rumah.

Tentu hal ini membuat dampak positif dan negtif yang dirasakan bagi para peserta didik.

Menurut Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Riza Pahlevi mengatakan media pembelajaran berbasis IT sebenarnya sudah ada sejak lama bahkan sebelum pandemi ini.

"Media pembelajaran berbasis IT sebenarnya sudah ada sejak pandemi ini yang telah dikembangkan oleh pemerintah seperti rumah belajar dan tv edukasi yang bisa mereka akses dirumah masing-masing," jelasnya saat menjadi narasumber di Sumsel Virtual Fest, Senin (11/5/2020).

Dikembangkannya ini, bertujuan untuk memberikan pelajaran tambahan bagi siswa dan pengetahuan bagi guru.

"Dan terjadi ini benar-benar terjadi sekarang karena Indonesia bahkan didunia dilanda wabah ini yang tak kita sangka," jelas dia.

Lanjut Riza, sejak akhir Maret lalu sudah mendapatkan himbauan untuk daring ini padahal saat itu status Sumsel masih siaga dan anak-anak SMK baru saja selesai melaksanakan UN.

"Setelah mereka selesai ini mau menjelang UN tingkat SMA maka ini ditiadakan dan semua belajar dari rumah," jelasnya.

Tentu, pertama belajar daring ada rasa kagok, gaptek yang dirasakan siswa dan guru tapi mau tak mau mereka harus menjalankannya.

"Menurut hasil pantauan kami dua minggu pertama motivasi masih sangat tinggi, baik dari siswa maupun walimurid," jelas dia.

Lalu, dua minggu kedua mulai menurun, dua minggu ketiga walisiswa mengeluh karena ketidaktahuan orangtua siswa tidak bisa menjawab soal-soal yang diberikan.

"Dua minggu selanjutnya mulai ada bosan. Ini hasil survei yang kita dapatkan selama daring ini," jelas dia.

Karena itu, lanjut Riza pihaknya juga ikut membantu memutus mata rantai virua corona ini dengan melakukan pembeljarana dari rumah.

"Tak hanya itu, kita juga ada SMA, SMK memiliki peduli Covid-19 ikut berpatisipasi membantu, menyumbang, membuat alat untuk memutus mata rantai ini yakni seperti buat masker, handsanitizer, dan lain sebagainya," ungkap dia.

Selain itu juga, ada gerakan SMA SMKA peduli dan berbagai mulai dari dirinya , kepala bidang hingga kepsek yang mempunyai rejeki lebih secara ikhlas mengumpulkan dana dalam bentuk sembako dikumpulkan disekolaah masing-masing.

"Sembako ini dibagikan kepada warga sekolah seperti guru honor, siswa yang tidak mampu dan warga sekitar sekolah yang membutuhkan. Dan alhamdulilah semua ini berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Ada kurang lebih 40 ribu yang terkumpul se sumsel ini," bebernya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved