Banjir Bandang di OKU Selatan

Dinas Kehutanan Sebut Masih Ada Kegiatan Alih Fungsi Hutan Lindung di OKU Selatan

Pandji menuturkan pihaknya telah bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait untuk melakukan rehabilitasi di kawasan hutan lindung yang dialihfungsikan

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Wawan Perdana
SRIPOKU.COM/ALAN NOPRIANSYAH
Banjir Bandang di Muaradua Kabupaten OKU Selatan merendam sekitar 1.000 rumah, Jumat (8/5/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Warga kabupaten OKU Selatan, Sumsel, beberapa hari ini diterpa bencana banjir bandang.

Tak hanya merendam puluhan rumah, banjir juga merusak fasilitas umum, akses jalan, hingga putusnya jembatan sebagai jalur transportasi antar wilayah.

Banyak warga yang menduga selain karena cuaca ekstrim, banjir ini juga disebabkan maraknya pembalakan liar pada hutan yang dilakukan oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kehutanan Sumsel Pandji Tjahjanto, mengakui di hutan lindung kawasan OKU Selatan memang masih terjadi kegiatan alih fungsi lahan oleh warga.

"Pembukaan lahan tersebut berupa kegiatan budidaya. Terutama penanaman kopi oleh masyarakat," ujarnya saat dikonfirmasi Tribunsumsel.com, Sabtu (9/5/2020) malam.

Terkait tindakan tersebut, Pandji menuturkan pihaknya telah bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait untuk melakukan rehabilitasi di kawasan hutan lindung yang dialihfungsikan oleh warga.

"Di OKU Selatan, Dinas kehutanan bekerjasama dengan UPTD KPH Mekakau-Saka yang ada di disana, bersama-sama BPDAS Musi telah melakukan kegiatan rehabilitasi hutan."

"Sebenarnya bukan hanya di OKU Selatan saja, tapi di kabupaten lain juga kita lakukan tindakan yang sama," ujarnya.

Selain rehabilitasi, Pandji mengatakan pihaknya juga melakukan pendampingan kegiatan Perhutanan Sosial.

Disamping itu juga melakukan koordinasi dengan pihak terkait sebagai upaya penegakan hukum.

"Untuk data nanti di kantor saja. Nanti bisa kontak bidang yang menangani," ujarnya saat ditanya lebih lanjut terkait berapa persen hutan di Sumsel khususnya wilayah OKU Selatan yang sudah dialihfungsikan oleh warga.

1.000 Rumah Terendam

Banjir bandang terjadi di Kabupaten OKU Selatan, Jumat (8/5/2020) dinihari.

Dampak dari banjir bandang tersebut, hampir 1.000 rumah terendam.

Air sungai mulai mengalami pasang pada Kamis malam sekitar 23.00 WIB dan mengalami puncak pasang sekitar pukul 02.30 WIB.

Meluapnya aliran Sungai Saka akibat curah hujan yang lebat mengakibatkan Sungai Komering aliran Sungai Saka Selabung meluap dan merendam rumah yang dihuni ratusan Kepala Keluarga.

Air berangsur surut sekitar pukul 07.30 WIB

Terdapat 4 Kecamatan di Kabupaten OKU Selatan yang diterjang banjir Bandang, meliputi Kecamatan Buay Sandang Aji (BSA) Kecamatan Muaradua, Buana Pemaca dan Kecamatan Simpang.

Sementara ini terdata 956 keluarga terkena dampak banjir bandang yang bermukim di disekitaran bantaran sungai, terdata di wilayah Kecamatan Muaradua

Kampung Rengas 25 KK, Kampung Serdang 21 KK Simpang Pedagan 12 , Talang Bandung Bawah 9 KK, Pasar Lama 6 KK, Kampung Masjid 10 KK, Tangsi 107 KK.

Kecamatan Buay Sandang Aji (BSA) Negeri Batin 56 KK, Negeri Agung 14 KK, Madura 8 KK, dan terdata 1 unit jembatan Gantung di Desa Negeri Agung menuju Desa Datar mengalamj putus serta 30 ekor hewan ternak kambing yang terdampak banjir Bandang.

Sementara Kecamatan Buana Pemaca Bandar 26 KK, Tanjung Beringin 86 KK, Tekana 107 KK, Jagaraga 68 KK, Damarpura 260 KK dan diwilayah Kecamatan Simpang di Wilayah Desa Lubar 25 KK, 105 KK dan Desa Karang Agung 7 KK dan Kecamatan Kisam Ilir terdapat 4 KK.

Detik-detik sungai meluap diceritakan Susan (32) seorang ibu yang tinggal di lingkungan wilayah Tangsi Lontar atau Tangsi Bawah kelurahan Batu Belang Kecamatan Muaradua yang berupaya menyelamatkan putranya yang masih berusia 2 tahun dari terjangan banjir.

"Pokoknya yang terpenting menyelematkan anak dahulu, barang-barang nanti, yang penting anak aman dan selamat,"ujar Susan yang tinggal kisaran berjarak 10 meter dari aliran air Sungai Saka Selabung, (8/5/2020).

Dikatakannya, gelombang air terdengar mengalir deras mulai sekitar pukul 23.00 dengan cepat memasuki tiap rumah-rumah warga hingga saat puncak sungai pasang sekitar pukul 02.30 WIB yang setinggi 2 meter.

Sehubungan dengan musibah tersebut, Pemerintah Daerah, Bupati OKU Selatan Popo Ali Martopo B, Commerce didamping BPBD OKU Selatan dan Camat Muaradua cepat tanggal terhadap korban banjir bandang dengan melakukan evakuasi terhadap korban yang terkena banjir dan menyiapkan posko penggungsian dan dapur umum pada warga terdampak banjir Bandang.

"Yang terutama tentunya kita mengevakuasi pada warga yang terdampak terutama yang berada dipinggir sungai yang rumahnya sudah terendam sehingga menimbulkan resiko, yang paling penting keselematan dulu, saat ini kita siapkan posko pengungsian dan dapur umum," ujar Popo Ali.

Ditambahkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Selatan Dony Agusta SKM, MM tidak terdapat korban jiwa pada musibah korban Banjir Bandang yang merendam ratusan rumah warga yang berada di bantaran sungai Komering.

"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, kendati demikian satu unit jembatan gantung di Desa Negeri Agung putus, puluhan hewan ternak ikut hanyut terbawa arus sungai,"ujar Dony.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved