Banjir Bandang di OKU Selatan
Dinas Kehutanan Sebut Masih Ada Kegiatan Alih Fungsi Hutan Lindung di OKU Selatan
Pandji menuturkan pihaknya telah bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait untuk melakukan rehabilitasi di kawasan hutan lindung yang dialihfungsikan
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Warga kabupaten OKU Selatan, Sumsel, beberapa hari ini diterpa bencana banjir bandang.
Tak hanya merendam puluhan rumah, banjir juga merusak fasilitas umum, akses jalan, hingga putusnya jembatan sebagai jalur transportasi antar wilayah.
Banyak warga yang menduga selain karena cuaca ekstrim, banjir ini juga disebabkan maraknya pembalakan liar pada hutan yang dilakukan oleh orang-orang tak bertanggung jawab.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kehutanan Sumsel Pandji Tjahjanto, mengakui di hutan lindung kawasan OKU Selatan memang masih terjadi kegiatan alih fungsi lahan oleh warga.
"Pembukaan lahan tersebut berupa kegiatan budidaya. Terutama penanaman kopi oleh masyarakat," ujarnya saat dikonfirmasi Tribunsumsel.com, Sabtu (9/5/2020) malam.
Terkait tindakan tersebut, Pandji menuturkan pihaknya telah bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait untuk melakukan rehabilitasi di kawasan hutan lindung yang dialihfungsikan oleh warga.
"Di OKU Selatan, Dinas kehutanan bekerjasama dengan UPTD KPH Mekakau-Saka yang ada di disana, bersama-sama BPDAS Musi telah melakukan kegiatan rehabilitasi hutan."
"Sebenarnya bukan hanya di OKU Selatan saja, tapi di kabupaten lain juga kita lakukan tindakan yang sama," ujarnya.
Selain rehabilitasi, Pandji mengatakan pihaknya juga melakukan pendampingan kegiatan Perhutanan Sosial.
Disamping itu juga melakukan koordinasi dengan pihak terkait sebagai upaya penegakan hukum.
"Untuk data nanti di kantor saja. Nanti bisa kontak bidang yang menangani," ujarnya saat ditanya lebih lanjut terkait berapa persen hutan di Sumsel khususnya wilayah OKU Selatan yang sudah dialihfungsikan oleh warga.
1.000 Rumah Terendam
Banjir bandang terjadi di Kabupaten OKU Selatan, Jumat (8/5/2020) dinihari.
Dampak dari banjir bandang tersebut, hampir 1.000 rumah terendam.
Air sungai mulai mengalami pasang pada Kamis malam sekitar 23.00 WIB dan mengalami puncak pasang sekitar pukul 02.30 WIB.