Berita OKU

Harga Kebutuhan Sehari-hari di Pasar Baturaja Mulai Naik, Bawang Merah Naik Rp 30 Ribu/ kg

Harga kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel, mulai mengalami kenaikan

Editor: Wawan Perdana
AMRIZA NURSATRIA/KOMPAS.com
Harga bawang merah di Baturaja OKU mengalami kenaikan sangat tinggi 

TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA-Harga kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel, mulai mengalami kenaikan.

Pantauan dilapangan Kamis (07/05/2020) harga ayak potong berkisar Rp 25.000 hingga Rp 35.000 /ekor.

Sebelumnya harga berkisar Rp 20.000/ekor hingga rp 30.000/ekor.

Menurut pedagang ayam di Pasar Baru Baturaja, kenaikan harga ayam ini sudha terjadi sejak beberapa hari terakhir.

Selain harga naik, distribsui ayam ke pasar tradisional juga berkurang.

Kenaikan yang cukup tajam juga terjadi pada bawang merah harga sebelumnya Rp 30.0000/kg naik menjadi Rp 60.000/kg.

Sayur kacang buncis juga naik , biasanya Rp 800.000/kg hingga Rp 10.000/kg naik menjadi Rp 14.000/kg.

Harga telur ayam yang sebelumnya Rp 20.000/kg naik menjadi Rp 22.000/kg.

Sejumlah pembeli dipasar mengeluhkan kenaikan harga-harga kebutuhan dapur,

“Heran di musim orang belanja sepi, harga malah naik,” keluh seorang pembeli.

Menurut pembeli yang beralamat di Baturaja Timur ini, akhir –akhir ini pasar sepi , pembeli sangat berkruang karena takut pergi ke tempat kerumunan selama musim pandemi covid-19.

Orang pergi ke pasar paling 2 kali seminggu, namun heranya harga-harga malahan bergerak naik.

Kenaikan harga ini dikeluhkan karena harga komoditas petani terus-terusan turun.

Harga getah karet yang ditimbang dua minggu sekali sudah turun lagi dari Rp 7000/kg turun menjadi Rp 6200/kg.

Sedangkan harga karet yang ditimbang harian lebih murah lagi.

Selain harga turun petani karet juga harus lebih sabar lagi menunggu waktu pembayaran, kalau biasanya sehari setelah menimbang karet, petani sudah bisa menerima uang pembayaran karet.

Selama musim pandemi covid-19 ini , petani harus menunggu beberapa hari baru bisa menerima uang hasil penjulanan karet.

Untuk menutupi kbutuhan sehari-hari, banyak petani terpaksa mengutang di warung dan dibayar setelah menerima uang penjualan karet.

Seperti dituturkan Endang, sudah tiga hari menunggu baru hasil penjualan karet bisa dibelanjakan.

Padahal selama bulan Ramadhan ini kebuthan pokok tidak bisa ditunda.

Agar bisa bertahan hidup ibu dua anak mengaku terpaksa mengirit uang semaksimal mungkin.

"Yang penting bisa makan dan anak bisa terus sekolah,” kata Endang. (SP/ Leni Juwita)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved