Penjelasan Ahli Terkait Asteroid Raksasa Dekati Bumi Pada Pertengahan Bulan Ramadan 8 Mei 2020
Penjelasan Ahli Terkait Asteroid Raksasa Dekati Bumi Pada Pertengahan Bulan Ramadan 7 Mei 2020
Asteroid 2016 HP6 diperkirakan berukuran antara 23 hingga 52 meter dengan magnitudo absolut +25,3 jika diamati pada jarak 1 SA dari Matahari dan pengamat.
Asteroid ini memiliki jarak perpotongan orbit minimum (minimum orbit intersection distance, MOID) sebesar 0,0053817 SA atau 805 ribu kilometer terhadap orbit Bumi, yang mana jauh lebih kecil dari 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer namun magnitudo absolutnya lebih besar daripada +22.
Sehingga objek ini tidak dapat dikategorikan sebagai objek berpotensi bahaya (Potentially Hazardous Object, PHO).
"Biasanya yang kami identifikasi adalah yang berpotensi berbahaya. Kalau dari kajian kami, tidak (berbahaya). Sementara ini sedang kami persiapkan kajiannya," terang Sungging.
Sungging menambahkan, lintasan orbit asteroid dapat berubah, oleh karenanya harus terus diamati kendati tak terlalu signifikan.
"Iya, bisa berubah, oleh karena itu harus terus menerus diamati, tapi biasanya tidak ada perubahan yang signifikan, kecuali ada kejadian yang luar biasa di Antariksa," kata dia.
Di sisi lain, menurut Planetary Defense Coordination Office NASA dalam laman Pussainsa LAPAN, jatuhnya asteroid adalah proses alami yang terjadi terus menerus.
Setiap harinya, material 80 hingga 100 ton, asteroid jatuh ke Bumi dari luar angkasa dalam bentuk debu dan meteorit kecil (pecahan asteroid yang hancur di atmosfer Bumi).
Pihaknya menuliskan, setidaknya dalam 20 tahun terakhir, sensor radar pemerintah Amerika Serikat telah mendeteksi hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil (beberapa meter saja) yang memasuki atmosfer Bumi sehingga menciptakan bolide atau fireball.
Para ahli memperkirakan bahwa benda jatuh alami yang besarnya sama dengan pecahan meteorit di Chelyabinsk terjadi sekali atau 2 kali dalam 100 tahun.
Benda jatuh alami yang lebih besar diperkirakan sangat jarang terjadi (dalam skala ratusan hingga ribuan tahun).
Namun mengingat ketidaklengkapan katalog Objek Dekat Bumi saat ini, benda jatuh alami seperti meteorit Chelyabinsk dapat terjadi kapan saja.
"Biasanya bisa diprediksi dan diperhitungkan peluangnya, setiap tahun selalu ada saja kemungkinannya. Selama ini peluangnya kecil untuk muncul menjadi bencana," imbuh Sungging.
Pihaknya juga memperkirakan masih ada beberapa fenomena asteroid tahun 2020 dan masih tengah dikaji.
"Ada beberapa yang lain (tahun ini)," singkatnya.