Rencana Darurat Amerika Serikat Jika Kim Jong-Un Meninggal Dunia, Negeri Paman Sam Takutkan Hal Ini

Daily NK, media yang dikelola oleh pembelot Korea Utara, melaporkan bahwa Kim Jong Un melakukan prosedur operasi kardiovaskular.

Editor: Moch Krisna
Sky News
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un merasa tak puas dengan kinerja pengelola sebuah pusat pengembangbiakan kura-kura di pinggiran kota Pyongyang. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Daily NK, media yang dikelola oleh pembelot Korea Utara, melaporkan bahwa Kim Jong Un melakukan prosedur operasi kardiovaskular.

Dia disebut tengah melakukan proses pemulihan di sebuah vila yang berlokasi di kawasan Hyangsan County, swetelah disebut operasi pada 12 April.

"Perokok berat, obesitas, dan kelelahan menjadi faktor mengapa Kim langsung menjalani operasi jantung," ulas Daily NK yang mengutip sumber.

Spekulasi pun langsung merebak setelah CNN mengutip sumber AS yang menyatakan, mereka tengah memantau adanya laporan intelijen.

Dalam laporan itu, disebutkan Kim Jong Un "berada dalam kondisi kritis setelah operasi", tanpa menyebutkan bentuk informasi seperti apa.

Meski kabar itu belum jelas, pemerintah AS memiliki rencana kontingensi yang luas untuk kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Sumber membahas rencana itu di tengah laporan-laporan kondisi kesehatan Kim yang saling bertentangan.

Sumber-sumber yang sama mendesak agar berhati-hati tentang laporan-laporan yang mengklaim Kim menghadapi masalah kesehatan serius setelah menjalani prosedur kardiovaskular.

Sumber intelijen pertahanan mengatakan kepada Fox News pada hari Selasa bahwa pemerintah AS memiliki rencana yang luas jika Kim meninggal.

Tentu rencana itu dengan mempertimbangkan semua kerumitan yang dapat timbul dari kematiannya.

Melansir Fox News, Selasa (21/4/2020), pejabat itu menggambarkan kemungkinan adanya krisis kemanusiaan skala besar di Korea Utara dengan jutaan orang yang menghadapi kelaparan dan perpindahan massal warga Korea Utara ke Cina.

Sumber-sumber intelijen mengatakan kepada Fox News bahwa bagian dari rencana itu akan sangat bergantung pada China untuk turun tangan dan membantu mengelola situasi di dalam Korea Utara.

Hal itu sebagian karena kedekatan China dan sebagian karena tantangan logistik dari AS yang menyediakan bantuan kemanusiaan.

Meski kabar kondisi kesehatan Kim beredar, secara spesifik kondisi Kim masih belum jelas, karena Korea Utara terkenal karena menahan dan memelintir berita di dalam perbatasannya.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan, dalam menanggapi laporan, bahwa "itu tidak benar" dan bahwa "tidak ada tren khusus."

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved