Tak hanya Serang Paru-paru, Virus Corona juga Rusak Organ-organ Ini. Berikut Penjelasan Para Ahli

Kliger mengatakan pasien tersebut bahkan melakukan terapi cuci darah untuk ginjalnya secara terus menerus.

Editor: Weni Wahyuny
corona.sumselprov.go.id
Ilustrasi virus corona 

Menurut Sanjum Sethi, asisten profesor kedokteran di Irving Medical Center di Columbia University mengatakan hal ini merupakan hal baru yang harus diteliti lebih lanjut.

"Kami baru saja melihat begitu banyak peristiwa ini sehingga kami harus menyelidiki lebih lanjut." ujarnya.

Bagaimana Virus Corona Mengikis Paru-paru

Sebuah penemuan mengerikan terungkap terkait cara virus corona mengikis paru-paru.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan American Journal of Clinical Pathlogy.

Setelah mengautopsi dua pasien positif Covid-19 ditemukan lapisan lendir tebal seperti cat yang melapisi paru-paru pasien Covid-19.

“Saluran udara atas dan bawah adalah. . . dilapisi oleh mukosa berwarna pucat yang halus, berkilau, ”tulis para penulis, dokter dari Cleveland Clinic, dalam penelitian tersebut, dikutip dari NYPost.

Dokter di Oklahoma memeriksa dua pria yang dites positif virus corona setelah mereka meninggal.

Salah satunya adalah pria berusia 77 tahun yang memiliki gejala selama tujuh hari, tetapi tidak pernah mendapatkan perawatan atau diagnosis resmi sebelum ia meninggal.

Karena dia meninggal tanpa menerima bantuan ventilator, para peneliti dapat melihat apa yang terjadi ketika virus tidak diperiksa.

Mereka menemukan bahwa zat mirip lendir di kantong udara paru-paru yang menyebabkan peradangan besar di saluran udara.

Ilustrasi wabah Covid-19
Ilustrasi wabah Covid-19 (pixabay.com)

"Itulah sebabnya mereka tidak bisa bernapas karena sangat sulit untuk mendapatkan oksigen melalui dinding tebal itu," kata Dr. Sanjay Mukhopadhyay, direktur patologi paru di Klinik Cleveland, mengatakan kepada Cleveland19.com.

Pasien lain, seorang pria gemuk berusia 42 tahun dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya, juga dites positif COVID-19 setelah dia meninggal.

Namun, dokter menemukan bahwa dia benar-benar mati karena pneumonia, bukan dari coronavirus itu sendiri.

Dia tidak memiliki lapisan seperti cat di paru-parunya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved