Respon Pengunjung Mall yang Marah Saat Ditegur Satpam Agar Lepas APD Saat Belanja di Supermarket
Ketika diminta untuk melepaskan alat pelindung diri ( APD ) yang kini tengah diharap-harap oleh tenaga medis untuk menangani pasien Covid-19, rupanya
TRIBUNSUMSEL.COM -- Ramai diperbincangkan warganet di media sosial, dua orang yang berbelanja menggunakan baju hazmat.
Ketika diminta untuk melepaskan alat pelindung diri ( APD ) yang kini tengah diharap-harap oleh tenaga medis untuk menangani pasien Covid-19, rupanya dua orang tersebut sempat memberikan respon.
Dua orang berbaju hazmat tersebut terlibat adu argumen dengan petugas supermarket, dilihat dari Akun Twitter @danedgustama.
"selesaikan segera kalau gitu, mana yang perlu kalian bawa, bawa," pria berbaju kotak-kotak ke dua orang berbaju hazmat.
"wilayah isolasi kalian begitu," kata pria tersebut.
Sebelumnya satu dari dua orang berbaju hazmat ini sudah terlibat adu argumen dengan petugas berbaju kotak-kotak.
"Ya saya mau belanja di sini juga gak tenang, saya juga bawa duit," kata wanita berbaju hazmat.
"Orang di sini juga gak bisa tenang gara-gara kalian," kata pria baju kotak-kota.
"Pak minta peraturannya aja deh," timpal wanita itu lagi.
Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Indra Ranudikarta mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada pukul 16.30 WIB - 18.45 WIB pada Sabtu (28/3/2020).
Menurut Indra, pengunjung yang menggunakan baju hazmat bukan hanya dua orang, tetap empat.
Indra mengatakan keempatnya sudah ditegur oleh petugas keamanan mal.
Mereka juga, kata Indra, sudah diimbau untuk melepas baju hazmat yang dikenakan.
"Saat diminta (lepas) itunya (APD), mereka enggak berkenan, malah marah-marah meninggalkan, katanya hak pribadi. Sepertinya yang bersangkutan khawatir terjangkit (virus corona) sehingga memakai baju APD," kata Indra saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (30/3/2020).
Kendati demikian, pihak pengelola mal dan polisi belum mengetahui identitas pengunjung yang mengenakan baju hazmat tersebut.
Indra mengimbau tak berlebihan menggunakan APD saat berkegiatan di luar rumah.
Pasalnya, baju hazmat saat ini menjadi kebutuhan utama para tenaga medis yang merawat pasien Covid-19.
Selain itu, lanjut Indra, polisi telah berkomunikasi dengan pihak mal untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa di kemudian hari.
"Ini jadi pembelajaran, dari manajemen Gancit (Gandaria City) juga, kalau ada lagi seperti itu enggak dikasih masuk (mal) daripada membuat panik orang lain," ungkap Indra.
Dilansir dari Tribunnews.com, pihak Lotte Mart Gandaria membenarkan, kejadian tersebut.
Keduanya kemudian diserahkan ke security Gedung Mall Gandaria City.
Menanggapi video tersebut, Praktisi Pelayanan Kesehatan sekaligus Juru Bicara Rumah Sakit UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, Ph.D menyayangkan atas kejadian tersebut.
Dr Tonang menjelaskan, penggunakan Alat Pelindung Diri (APD) telah diterbitkan oleh World Health Organization (WHO).
Menurutnya, penggunaan yang berlebihan tersebut justru menimbulkan kekhawatiran serta kepanikan bagi orang sekitar dan sebaiknya dihindari.
"Penggunaan berlebihan itu menimbulkan kekhawatiran dan kepanikan bagi yang lain, maka sebaiknya dihindari," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews melalui pesan WhatsApp, Minggu (29/3/2020).
Dr Tonang menegaskan, saat ini justru RS khawatir dengan persediaan APD yang menipis.
Selain itu, pembelian APD di pasaran juga mulai sulit.

Dr Tonang juga mengungkapkan, dari pada digunakan secara pribadi di tempat yang tidak tepat.
"Saat ini, di RS justru khawatir bahwa persediaan APD menipis dan tidak mudah membelinya di pasaran."
"Maka bila ada yang menggunakan secara berlebihan di luar RS, sebaiknya dihindari agar justru bisa digunakan pada tempat yang lebih memerlukan," jelasnya.
Selanjutnya, dr Tonang mengatakan, sesuai pedoman Kemenkes, di area umum standarnya menggunakan masker.
Tentu termasuk area yang tidak berhadapan langsung dengan pasien covid.
Standarnya adalah penggunaan masker.
"Sesuai Pedoman Kemenkes, di area umum, tentu termasuk area yang tidak berhadapan langsung dengan pasien covid-19, standarnya adalah penggunaan masker," terangnya.
Selanjutnya, dr Tonang menjelaskan, di rumah sakit ada beberapa area dengan perbedaan standar penggunaan APD sesuai tingkat paparan atau risikonya.
Sehingga di rumah sakit tidak semua menggunakan APD medis atau baju lengkap yang biasanya disebut cover all.
Cover all termasuk dengan penutup mata, penutup wajah, sepatu boot, sarung tangan double.

"Di RS ada bebebrapa area dengan perbedaan standar penggunaan APD sesuai tingkat paparan atau risikonya."
"Jadi di RS sendiri pun tidak semua menggunakan baju lengkap (untuk mudahnya disebut Cover all) termasuk dengan penutup mata, penutup wajah, sepatu boot, sarung tangan double," terangnya.
Sementara itu, menurut dr Tonang, di rumah sakit, APD digunakan oleh orang yang berhadapan langsung dengan pasien covid.
Selain itu juga digunakan orang ketika berada area persilangan alur dan area yang tidak berhadapan dengan pasien covid-19.
"Beda-beda standar APD-nya," terangnya.
Selanjutnya, dr Tonang mengimbau bagi masyarakat yang berada di tempat umum dan terbuka untuk selalui menjaga jarak aman.
Selain itu juga dihimbau selalu mencuci tangan, hindari terlalu banyak menyentuh benda-benda dan permukaan, serta hindari menyentuh wajah.
"Yang lebih penting bagi masyarakat di tempat umum dan terbuka adalah jaga jarak aman, sering mencuci tangan, menghindari banyak menyentuh benda-benda dan permukaan, serta menghindari menyentuh wajah," imbaunya.
Selain itu, usahakan untuk tidak keluar rumah jika memang tidak ada keperluan yang mendesak.
"Selanjutnya tentu seminimal mungkin tidak keluar rumah dan tidak di tempat keramaian, kecuali dalam keadaaan memang harus ada kepentingan mendesak," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Ditegur Satpam Agar Lepas APD Saat Belanja di Supermarket, Pengunjung Marah : Hak Pribadi Katanya, https://bogor.tribunnews.com/2020/03/30/ditegur-satpam-agar-lepas-apd-saat-belanja-di-supermarket-pengunjung-marah-hak?page=all.
Penulis: Sanjaya Ardhi
Editor: Damanhuri