Berita Palembang

Sumsel Tak Perlu Lockdown Atau Karantina Wilayah, Akademisi Beberkan Alasan Logisnya

Menurut saya Sumsel tak perlu menerapkan lockdown karena enggak lockdown saja ekonomi kita sudah morat marit.

Penulis: Melisa Wulandari |
Kolase Kompas.com
TEGAL TETAPKAN LOCKDOWN - Ilustrasi MBC beton dan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dan Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 menggelar konferensi pers di Balai Kota Tegal, Rabu (25/3/2020) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Akademisi sekaligus pengamat sosial Dra Dyah Hapsari Eko Nugraheni MSi mengungkapkan bahwa Sumatera Selatan tak perlu melakukan lockdown lokal.

Meski di banyak daerah contohnya seperti Tegal melakukan lockdown lokal mulai dari 30 Maret hingga 30 Juli 2020

Diakui tak sedikit masyarakat yang pro kontra atas adanya lockdown lokal

Aapalgi menerapkan lockdown bisa mempengaruhi sosial dan ekonomi daerah tersebut.

"Menurut saya Sumsel tak perlu menerapkan lockdown karena enggak lockdown saja ekonomi kita sudah morat marit.

Viral Pria Acungkan Pisau Saat Diamankan Polisi, Ternyata Ancam Ibu Gegara Uang yang Diberi Kurang

Polisi Berpangkat Brigadir Cabuli Ibu Mertua, Pelaku Juga Simpan Foto Vulgar Wanita Lansia Lainnya

Daya beli masyarakat sangat rendah akibatnya tambah susah bagi kelompok marginal," katanya saat dihubungi Tribunsumsel.com, Minggu (29/3/2020).

Dia mengimbau yang terpenting bagi masyarakat adalah harus sadar membantu pemerintah untuk melakukan social distance, jaga jarak dan menahan hawa nafsu untuk tidak keluar rumah kalau tidak penting.

"Dan justru kita harus cepat mengubah pola pikir kita untuk bertindak apa yang bisa kita lakukan untuk membantu pemerintah biar kondisi ini cepat berlalu.

Kalau Sumsel mau lockdown siapa yang akan ngasih makan tukang becak, buruh pekerja informal dan masyarakat miskin lainnya?," jelasnya

Walikota Beri Dana Rp 200 Ribu Perhari, Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) Selama 14 Hari

Ini Daerah yang Lockdown

Dikutip dari Kompas Local lockdown atau karantina wilayah untuk mencegah penyebaran Virus Corona Covid-19 telah diumumkan sejumlah kepala daerah.

Tegal

Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono memutuskan untuk memberlakukan local lockdown, menutup akses masuk ke Tegal selama empat bulan.

Kebijakan tersebut berlaku mulai Senin (30/3/2020) hingga Jumat (30/7/2020).

"Warga harus bisa memahami kebijakan yang saya ambil. Kalau saya bisa memilih, lebih baik saya dibenci warga daripada maut menjemput mereka," kata Dedy, dikutip dari Kompas.com, Rabu (25/3/2020).

Dedy juga meminta kepada warganya yang tengah merantau untuk tidak mudik ke kampung halaman selama Lebaran tahun ini.

Untuk itu, Pemerintah Kota Tegal telah menyiapkan anggaran kebencaan sebesar Rp 2 miliar.

Nantinya, dana tersebut akan digunakan untuk warga miskin yang terdampak.

"Saya sudah instruksikan Dinas Sosial harus segera untuk membantu masyarakat miskin, tidak mampu, atau yang membutuhkan dalam kondisi ini," katanya lagi.

Selain itu, Dedy juga akan menghimpun dana sukarela dari para aparatur negara (ASN) dan anggota DPRD kota Tegal.

Tasikmalaya

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengambil langkah penutupan wilayahnya atau local lockdown begitu muncul lima kasus positif Virus Corona di daerahnya.

Pemberlakuan local lockdown tersebut akan dimulai pada Selasa (31/3/2020).

"Setelah terdapat lima orang positif corona di Kota Tasikmalaya, kami bersama tim gugus tugas akan memberlakukan karantina wilayah atau lockdown lokal yang akan dimulai pada hari Selasa tanggal 31 Maret 2020 besok," jelas Budi, Sabtu (28/3/2020).

Menurutnya, seluruh angkutan umum atau sarana transportasi akan dilarang memasuki wilayah Kota Tasikmalaya.

Untuk itu, pihaknya akan membentuk pos-pos penjagaan di setiap akses masuk ke dalam kota.

Pos-pos itu nantinya akan diisi oleh tim gabungan dari TNI, Polri, serta aparatur pemerintah daerah.

Jika ada warga yang ingin masuk tanpa alasan jelas, tim gabungan itu akan memintanya untuk berputar arah dan melarangnya masuk.

Papua

Papua terlebih dahulu telah menutup pintu masuk utamanya, yaitu Bandara Sentani dimulai dari Kamis (26/3/2020) hingga 9 April mendatang.

Kebijakan itu merupakan keputusan bersama antara Forkompinda Provinsi Papua dengan bupati dan wali kota se-Papua.

"Bandara tidak beroperasi sampai 9 April, kecuali angkutan barang yang mengangkut logistik, pengangkutan pasien dalam keadaan emergency, sampel swab, itu mendapat kekhususan," ujar Kapolres Jayapura AKBP Victor Makbon, dikutip dari Kompas.com, Kamis (26/3/2020).

Tolitoli

Bupati Tolitoli Muhammad Saleh Bantilan (62), mengumumkan lockdown atau karantina teritorial di wilayah pemerintahannya terkait pandemi global wabah Virus Corona Virus Covid-19.

Saleh Bantilan mengumumkan penutupan akses keluar masuk baik darat, laut dan udara di wilayah administratifnya selama 14 hari.

“Penutupan akses ini mulai berlaku pukul 00.00 Wita, Senin (30/3/2020) dini hari,” katanya dikutip Tribun-timur.com, dari video yang viral, Minggu (29/3/2020).

Tolitoli adalah kabupaten yang berada di lintasan utama jalur Trans Sulawesi.

Kabupaten pesisir ini berada di leher Pulau Sulawesi, perbatasan antara Provinsi Gorontalo (451 km) dan Sulawesi Tengah.

Jalur ini penghubung utama jalur ekonomi dan mobilitas warga lima provinsi, Sulawesi Utara (779 dari Manado), Sulawesi Tengah (382 km dari Palu), Sulawesi Barat (769 km dari Mamuju), dan Sulawesi Selatan ( 1178 km dari Makassar). 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved