Keluarga Prajurit TNI Tetap Ngotot Gelar Resepsi Pernikahan, Akhirnya Dibubarkan Oleh Pemerintah
Keluarga Prajurit TNI Tetap Ngotot Gelar Resepsi Pernikahan Akhirnya Dibubarkan Oleh Pemerintah
TRIBUNSUMSEL.COM - Keluarga Prajurit TNI Tetap Ngotot Gelar Resepsi Pernikahan Akhirnya Dibubarkan Oleh Pemerintah
Resepsi pernikahan yang seharusnya digelar pada Rabu (25/3/2020) terpaksa dibatalkan.
Resepsi terpaksa dibatalkan pada pukul 11.00 di Graha Mustika, Kudus.
Dikutip TribunSolo.com dari Tribunjateng.com, Kepala Desa Getas Pejaten, Kusnadi, mengatakan pemesanan gedung tersebut sudah dilakukan sejak delapan bulan yang lalu.
Pihaknya sebenarnya sudah memberitahukan kepada keluarga pasangan pengantin untuk menunda resepsi pernikahan.
Namun, pihak keluarga tetap menyiapkan dekorasi gedung hingga prasmanannya.
"Dua hari yang lalu sudah saya ingatkan. Pasangan pengantin yang lain juga sudah membatalkan pernikahannya."
"Ada puluhan jumlahnya yang sudah dibatalkan," jelas dia.
Kendati demikian, dari puluhan pasangan pengantin yang telah menunda jadwal pernikahan, keluarga mempelai ini tetap menyiapkan dekorasi gedung.
Akhirnya Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) setempat menegur secara langsung.
Pasangan ini pun mengalah.
Pemdes Getas juga akan mengembalikan seluruh biaya gedung yang telah dikeluarkan pasangan pengantin.
Biaya sewa gedung sebesar Rp 4,5 juta per hari.
Adapun warga desa setempat mendapatkan diskon Rp 1 juta.
"Saya tidak tahu pengantin ini sudah mengeluarkan uang penuh atau uang muka saja."
"Yang jelas rencananya akan dikembalikan," jelas dia.
Akibatnya, panitia resepsi harus memasukkan kembali dekorasi pesta pernikahan yang sudah dipasang ke dalam truk barang.
Wedding organizer (WO) yang mengatur kegiatan itu enggan menyebutkan secara detail.
"Ini sudah siap semuanya, masakan juga sudah komplit."
"Tetapi ini kami bawa lagi," jelas wanita yang enggan menyebutkan namanya tersebut.
Pemilik CI Sound System Jepara, Fatah Yasin mengaku bingung atas gagalnya pernikahan tersebut karena belum mendapatkan bayaran.
Padahal dia sudah mengeluarkan biaya untuk membawa dua titik sound speaker dari Jepara.
"Saya bingung kalau tidak dibayar karena ini belum ada kabar dari panitia."
"Saya juga tidak diberi uang muka," kata dia.
Dia menjelaskan, jasa sewa untuk dua titik speaker tersebut seharga Rp 1,1 juta per hari.
Fatah sempat ragu acara dapat terlaksana karena beberapa pelanggan yang lain sudah membatalkan.
"Pelanggan saya yang lain juga batal tapi yang ini sampai Selasa kemarin kabarnya jadi terlaksana. Maka saya datang ke sini."
"Kalau tidak datang malah saya yang salah," jelasnya. (Raka F Pujangga)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com