Setelah Ramuan Jahe, Saripati Daun Sambiloto juga Disebut Mampu Tangkal Virus Corona

Salah satu yang mendapat pengakuan dunia adalah saripati dari sambiloto yang mempunyai manfaat obat untuk malaria.

Editor: Weni Wahyuny
Wikipedia.org
Tak Hanya Dikenal sebagai Obat Antimalaria, Sari Daun Sambiloto Juga Disebut Bisa Cegah Virus Corona 

TRIBUNSUMSEL.COM, SURABAYA - Selain ramuan jahe, rempah ini disebut dapat menangkal virus corona.

Yakni saripati daun Sambiloto yang sebelumnya dikenal memiliki manfaat untuk mengobati penyakit malaria, kini disebut juga mampu menjadi referensi pencegahan masuknya virus Corona ke dalam tubuh.

Pasalnya, kedua virus dinilai sangatlah mirip.

Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Airlangaga ( UNAIR) Prof. Mohammad Nasih dalam pertemuan dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Lembaga Penyakit Tropik (LPT), kampus Unair, Surabaya, Selasa (3/3/2020).

Rektor Unair Mochammad Nasih dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menggelar jumpa pers di Tropical Disease Center Unair, Surabaya, Selasa (3/3/2020).
Rektor Unair Mochammad Nasih dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menggelar jumpa pers di Tropical Disease Center Unair, Surabaya, Selasa (3/3/2020). (KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN)

Lebih lanjut Nasih mengatakan, Indonesia memiliki ketahanan terhadap virus Corona dengan berbagai rempah dan kekayaan alam yang ada.

"Dengan beberapa rempah itu, semua sudah melalui proses penelitian.

Salah satu yang mendapat pengakuan dunia adalah saripati dari sambiloto yang mempunyai manfaat obat untuk malaria.

Kita tahu, obat herbal tersebut dapat dijadikan sebagai referensi pencegahan masuknya virus Corona dalam tubuh karena virusnya sangatlah mirip," papar Nasih dalam rilis yang dikeluarkan Unair melalui laman resminya, Selasa (3/3/2020).

Selain itu, dalam kesempatan yang sama pihak Rumah Sakit Universitas Airlangga juga menyatakan telah bergegas dan siaga dalam mengantisipasi virus Corona melalui fasilitas dan tim khusus yang menangani virus tersebut.

"Jika ada masyarakat yang terindikasi penyakit tersebut, maka diharapkan segera melapor dan memeriksakannya ke RSUA [Rumah Sakit Universitas Airlangga] dan jika pasien tersebut sudah konfirmasi maka tim peneliti dari Unair akan memberikan penanganan khusus dan penelitian lebih lanjut untuk menemukan vaksinnya," papar Direktur Rumah Sakit Pendidikan UNAIR Prof. Nasronudin.

Dengan kesiapan dan kolaborasi yang dilakukan UNAIR beseta Pemkot Surabaya, Risma mengimbau kepada masyarakat Kota Surabaya untuk tidak panik, bingung maupun resah dalam menghadapi masuknya virus corona ke Indonesia.

"Unair dan Pemerintah Kota Surabaya melakukan kolaborasi dalam memfasilitasi masyarakatnya untuk pemeriksaan dan penanganan yang terindikasi maupun confirm secara gratis di Rumah Sakit Universitas Airlangga,” papar Risma.

Ia menambahkan, "Jika ada gejala, batuk, panas, pilek dan sesak nafas maka tolong diperiksakan di rumah sakit Unair. Biaya akan ditanggung oleh Pemerintah Kota Surabaya."(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rektor Unair Sebut Sari Daun Sambiloto Bisa Cegah Virus Corona, Ini Fakta Ilmiahnya

Ramuan Jahe disebut dapat tangkal virus corona

Tak hanya masker, berbagai bahan masakan ini pula laris manis di pasar.

Yakni jahe, kunyit, dan temulawak kini mulai diburu warga.

Sebelumnya diberitakan bahwa ramuan jahe yang disebut empon-empon ini efektif untuk menangkal virus corona.

Hal ini dikaitkan dengan penelitian seorang profesor asal Universitas Airlangga (UNAIR) di Surabaya, Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom.

"Formulasi (ramuan) terdiri dari jahe, kunyit, temulawak, sereh, dan bahan lainnya. Bahan-bahan ini biasa disebut sebagai empon-empon," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa empon-empon ini mengandung curcumin yang berfungsi mencegah terjadinya badai sitokin di dalam paru.

Selain itu juga memiliki khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Sitokin sendiri merupakan senyawa sel (respon imun) sebagai reaksi terhdap virus.

"Jadi sebetulnya sitokin merupakan fungsi positif, tetapi punya efek negatif yaitu merusak sel di sebelahnya."

"Sitokin inilah yang menyebabkan tubuh menjadi panas kalau seseorang terinfeksi kuman," ujar Nidom yang juga Ketua Tim Riset CoV dan Formulasi Vaksin Professor Nidom Foundation (PNF).

"Jadi masyarakat tidak perlu panik, Minum atau masak gunakan ramuan empon-empon tersebut. Sangat baik untuk kesegaran atau pun menangkal kuman/virus ganas seperti flu burung atau Covid-19," imbuhnya.

Ia menjelaskan, saat ini para peneliti dari PNF sedang meneruskan riset-iset di laboratorium untuk menemukan formulasi yang tepat empon-empon bagi setiap virus.

s

Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom mengklaim telah menemukan ramuan jahe yang dapat mencegah penularan virus corona atau Covid-19 dalam tubuh. (Dikutip dari Kompas.com/Dokumen pribadi)

 Naik harga

Seperti diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (2/3/2020) telah mengumumkan dua warga negara Indonesia (WNI) dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19).

Kabar tersebut berdampak kepada kepanikan warga yang mulai berburu kebutuhan untuk mencegah virus tersebut.

Selain masker, jahe, kunyit, dan temulawak kini mulai diburu warga.

Hal ini menyusul adanya kabar bahwa empon-empon atau rempah tradisional ini dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh agar terhindar dari penularan virus corona.

Akibatnya, permintaan terhadap bahan-bahan yang biasanya untuk membuat jamu tersebut menjadi meningkat.

Satu di antaranya yang terjadi di Pasar Wage Purwokerto.

Dikutip dari TribunJateng.com, Puji (50) seorang pedagang rempah tradisional mengaku sejak pagi warga sudah memburu dagangannya itu yang disebutnya dengan 'empon-empon corona'.

s

Salah seorang pedagang di Pasar Wage Purwokerto, Puji (50) menjual paket empon-empon corona, pada Selasa (3/3/2020). (Tribun Jateng/Permata Putra Sejati)

"Semenjak pagi banyak yang menanyakan empon-empon corona ini," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, tingginya permintaan empon-empon corona ini membuat beberapa bahan baku seperti jahe dan temulawak mengalami kenaikan harga.

Harga jahe sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp 45 ribu per kilogram.

Kemudian Temulawak juga mengalami kenaikan yang sebelumnya Rp 8 ribu per kilogram menjadi Rp 12 ribu per kilogram.

Tidak hanya di Purwokerto, kenaikan harga juga terjadi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur menyusul banyaknya warga yang berbondong-bondong membeli rempah-rempah tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Nur Latifa (31) seorang pedagang rempah di pasar tersebut.

Menurut penuturannya, kenaikan harga terjadi pada tiga jenis rempah yakni jahe, kunyit, dan temulawak.

"Kenaikan memang ada tapi 3 rempah tadi aja," ujarnya yang dikutip dari TribunJakarta.com.

"Soalnya saya beli dari induk sudah naik, jadi otomatis di sini juga. Mungkin karena banyak yang cari juga apalagi temulawak," jelas Nur.

Kendati demikian, menurut Nur kenaikan harganya tidak terlalu siginifan.

"Kenaikannya masih wajarlah ya," ujarnya,

"Sebab naiknya cuma Rp 2 ribu sampai Rp 5 ribu aja," imbuhnya.

Kejadian senada juga dialami di wilayah kota Solo.

Menurut penuturan penjual jamu Sumini, di Pasar Legi Solo bahan baku jamu dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan.

Dimana kenaikan paling tinggi terjadi pada jahe merah.

"Paling terasa jahe merah dari Rp 30.000/kg sekarang jadi Rp 50.000/kg. Kencur sebelumnya Rp 35.000/kg sekarang jadi Rp 42.000/kg. Lalu temu lawak dari Rp 4.000/kg sekarang sudah Rp 12.000/kg," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.

Menurut penuturannya kenaikan harga ini dipicu dari kekhawatiran para warga terhadap penyebaran virus corona.

"Banyak yang cari setelah ramai-ramai corona. Saya sendiri belum mau naikkan harga jamu meski bahannnya naik," jelasnya.

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma, TribunJateng.com/Permata Putra Sejati, TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina, Kompas.com/Penulis Retia Kartika Dewi/Muhammad Idris)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Virus Corona Masuk Indonesia, Tak Hanya Masker, Jahe, Kunyit, dan Temulawak Jadi Sasaran Warga

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved