Curhat Pasien Virus Corona : Saya Tertekan Walau Bukan Karena Sakitnya

Ia mengaku tidak mengetahui bahwa dirinya terjangkit virus yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu, hingga akhirnya Presiden Jokowi me

Editor: Weni Wahyuny
(Shutterstock)
Ilustrasi virus corona 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Wawancara khusus Kompas ke salah seorang pasien positif corona yang kini diisolasi.

Laporan lengkap telah dipublikasikan melalui Kompas.id.

Untuk menghormati privasinya, identitas narasumber disembunyikan.

Melalui saluran telepon, Selasa (3/3/2020), salah seorang pasien Covid-19 mengaku tertekan atas masifnya pemberitaan dan percakapan atas dirinya, baik di pemberitaan maupun media sosial.

Dikutip dari Kompas.com, bahkan, pasien kasus nomor 2 tersebut mengaku tidak tahu menahu bahwa dirinya mengidap virus itu, hingga akhirnya Presiden Joko Widodo mengumumkan informasi tersebut ke publik di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020) lalu.

Kepada Kompas, pasien tersebut mengungkapkan bahwa dirinya mulai dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso sejak 1 Maret 2020, setelah sebelumnya dirujuk dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok pada 29 Februari 2020.

"Sampai di sini (rumah sakit) pukul 02.00 pagi, jadi kami diisolasi," kata pasien tersebut.

Ia mengaku tidak mengetahui bahwa dirinya terjangkit virus yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu, hingga akhirnya Presiden Jokowi mengumumkannya.

"Nah, karena terlanjur heboh, saya tanya ke dokter yang merujuk ke sini, dia bilang bahwa saya dan anak saya positif corona sambil bilang, 'enggak apa-apa semua sudah ditangani kok'," ucapnya.

Awal dugaan terinfeksi

Pasien mengaku bahwa dirinya mulai merasa meriang sejak 21 Februari saat latihan menari.

Kemudian, saat pentas tari tanggal 23 Februari, dirinya merasa lebih mudah lelah dan sedikit batuk kecil.

Pada 24 Februari, dirinya mencoba melakukan pengecekan suhu tubuh dan didapati panasnya mencapai 38 derajat Celsius.

Kondisi ini kian menguat dalam dua hari ke depan.

"Baru ke RS di Depok (Mitra Keluarga) itu, Kamis 27 Februari bareng anak saya. Nah, ini (anak saya) ceritanya lagi," ujarnya.

Ia menceritakan bahwa awalnya anaknya menjadi host di sebuah tempat di Kemang, Jakarta Selatan.
Saat itu ada seorang perempuan berkebangsaan Jepang, yang belakangan berdomisili di Malaysia.

Ia menegaskan bahwa anaknya tidak mengenal WN Jepang itu.

Hingga kemudian, sehari setelah menjadi host, anaknya mulai merasa menggigil seperti demam.

Meski sempat beberapa kali bertemu dokter, namun penyakit yang diderita tak kunjung sembuh.

"Sampai akhirnya kami berdua memeriksakan diri ke RS di Depok itu. Saya didiagnosis tifus dan anak saya bronkitis pneumonia. Saat itu juga dokter meminta kami untuk opname. Kami sempat satu ruangan walau kemudian minta dipisah," kata Pasien 2.

Belakangan setelah dirawat, ia menambahkan, anaknya dihubungi oleh salah seorang rekannya bahwa WN Jepang yang hadir di Kemang ternyata dinyatakan positif corona di Malaysia.

"Nah, atas inisiatif saya, kami minta kepada dokter untuk dilakukan tes virus corona saja. Terus terang kami khawatir terhadap diri kami," kata dia.

Tertekan

Pasca-pengumuman Presiden Jokowi, pemberitaan mengenai kondisi pasien kian masif.

Pasien pun mengaku cukup tertekan dengan pemberitaan itu.

"Saya tertekan walau bukan karena sakitnya. (Saya) sampai sekarang baik-baik saja, buktinya bisa teleponan walau masih batuk-batuk kecil," ujar Pasien 2.

"Saya tertekan karena pemberitaan yang menstigma saya dan anak saya. Kasihan kan, foto-fotonya diekspos kayak gitu. Ini, kan, bikin heboh," kata dia.

Hingga kini, ia masih menjalani proses isolasi tersebut bersama anaknya.

Ia mengaku, belum mengetahui sampai kapan ia akan diisolasi.

Sejauh ini, ia menambahkan, dokter dan perawat baru dua kali melakukan kunjungan.

Ia juga tidak diberi obat apa pun untuk diminum kecuali infus.

Kondisi suhu tubuhnya pun relatif stabil antara 36-37 derajat Celsius meski terkadang masih batuk-batuk kecil.

Wawancara lengkap secara utuh dapat dibaca di Kompas.id dalam tautan berikut: Wawancara Khusus ”Kompas”: Pasien Covid-19 Mengaku Tertekan

Tanggapan Kemenkes

Pemerintah membantah belum memberitahu dua pasien bahwa mereka terpapar virus corona dan mengidap Covid-19, sebelum diumumkan Presiden Jokowi.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, dua pasien yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso sudah diberitahu perihal diagnosis positif tertular virus corona sebelum keduanya dikarantina.

"Kalau tidak dikasih tahu buat apa dimasukkan (ruang isolasi). Ini (informed consent) persetujuan untuk masuk ruang isolasi," ujar Yuri ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (3/3/2020).

Selain itu, Kemenkes meralat informasi terkait hubungan pasien positif Corona (kasus 1) dengan warga negara Jepang domisili Malaysia yang diduga menularinya.

Yuri mengaku tidak bisa memastikan apakah kasus 1 berteman dengan WN Jepang itu.

Namun, dia memastikan bahwa kasus 1 dan WN Jepang melakukan kontak jarak dekat (close contact) saat acara pesta dansa di Jakarta sehingga terjadi penularan virus.

"Yang benar adalah, yang kita yakini ada close contact. Apakah dia teman atau bukan, dalam party bisa saja ganti pasangan cepat," kata Yuriawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2020).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pasien Covid-19: Saya Tertekan dengan Pemberitaan...

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved