Mengenal Sosok Aipda Agus Akbar, Katim Agus Tembak yang Kerap Baku Tembak dengan Penjahat

Panggilan Agus Tembak kerap kali melumpuhkan penjahat, bahkan beberapa kali terlibat baku tembak.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Erwanto
Istimewa
Sosok Aipda Agus Akbar, Katim Agus Tembak yang Kerap Baku Tembak dengan Penjahat 

 PALEMBANG, TRIBUNSUMSEL.COM - Masyarakat Palembang mungkin belum begitu mengenal sosok Aipda M. Agus Akbar atau Katim Agus Tembak.

Pria ini merupakan Katim Hunter Satreskrim Polrestabes Palembang yang biasa memimpin penindakan sejumlah kasus kejahatan di Palembang.

Katim Agus Tembak, begitulah sapaan akrabnya di kalangan sesama anggota Polri maupun jurnalis yang bertugas di desk kriminal.

Panggilan Agus Tembak melekat pada pria kelahiran Palembang, 28 Agustus 1976 itu karena ia kerap kali melumpuhkan penjahat, bahkan beberapa kali terlibat baku tembak.

"Tidak apalah dipanggil Agus Tembak atau Agus apa. Jadi begini ya, polisi dalam menanggulangi tindak kejahatan itu melalui tahapan dan langkah-langkah. Tidak langsung tembak," kata Agus membuka pembicaraan dengan TRIBUN, Kamis (20/2/2020).

Langkah-langkah yang dimaksud Agus yakni preemtif, preventif dan represif.

Preemtif ialah imbauan berupa penanaman nilai dan norma kepada masyarakat agar timbul kesadaran untuk tidak melakukan tindak kejahatan dan melanggar hukum.

Langkah preventif adalah mencegah terjadinya potensi tindak kejahatan seperti patroli, menempatkan pos polisi beserta personilnya di daerah rawan kejahatan.

Dan langkah represif adalah tindakan penegakan hukum berupa respon dari tindakan kejahatan yang dilakukan.

"Itu pun tindakan represif ada dua. Pertama persuasif, kita minta pelaku kejahatan menyerahkan diri. Kalaupun sudah ketemu, kita minta tidak melawan saat akan ditangkap. Kemudian yang kedua adalah koersif, kita lakukan tindakan tegas dan keras kalau memang situasinya darurat, membahayakan masyarakat maupun petugas," papar Katim Agus.

Contoh tindakan represif koersif yang dilakukan Katim Agus dan rekan-rekan saat terlibat pergumulan dan baku tembak dengan dua penjahat pada dua kasus berbeda, di mana kedua orang tersebut tewas ditembak karena membahayakan petugas.

Pelaku pertama yang tewas ditembak ialah Alam, seorang pembunuh pengemis tua di Jembatan Ampera.

Dalam melancarkan aksinya, Alam selaku membawa pisau dan tak segan melukai bahkan membunuh korbannya.

Saat akan ditangkap pada 18 Januari lalu, Alam melawan dengan senjata tajamnya sehingga terpaksa ditembak hingga tewas.

Lalu yang kedua ada Hendri alias Tojang, spesialis bobol rumah kosong yang kerap membawa senjata api dalam melancarkan aksinya.

Ia juga tewas setelah terlibat baku tembak dengan petugas pada 6 Februari lalu.

"Penjahat ditembak jika memang sangat meresahkan masyarakat. Melawan dan membahayakan petugas saat akan ditangkap seperti dua pelaku yang kita tangani di awal tahun ini," papar Agus.

"Jadi, banyak tahapan yang harus kita lalui dalam menanggulangi kejahatan. Kita imbau, kita peringatkan melalui tahap-tahap tadi. Tembak di tempat itu opsi terakhir. Ingat ya, opsi terakhir dan itu memang sudah sangat mendesak. Karena pertanggungjawaban kita terhadap sesama manusia dan Tuhan Yang Mahakuasa," paparnya lagi.

Katim Agus sebelum bertugas di Polrestabes Palembang, juga pernah bertugas di Polda Sumatera Selatan.

Ia juga merupakan salah satu pencetus terbentuknya Team Khusus Anti Bandit (Tekab) 134 Satreskrim Polrestabes Palembang pada tahun 2016 lalu.

"Kalau saya sendiri dipercaya menjadi Katim Hunter Satreskrim Polrestabes Palembang sejak 2018 lalu," ujarnya.

Kini, dengan tugas yang diembannya, pria yang hobi olahraga menembak dan jogging ini tengah fokus memberantas kejahatan konvensi di kota Palembang.

Ia berprinsip, polisi harus hadir dan benar-benar memberikan rasa aman pada masyarakat.

"Tindak kejahatan itu ada di mana-mana. Seperti di Palembang, di kota kita ini tindak kejahatan intensitasnya cukup tinggi sehingga kita harus benar-benar siap melayani dan melindungi masyarakat," ucap pria 43 tahun ini.

Katim Agus mengatakan, ia punya cita-cita mulia bersama anggota Polri lainnya untuk menekan angka kejahatan di Palembang.

Baginya, pantang bagi polisi untuk gentar menumpas kejahatan yang meresahkan masyarakat.

"Kalau kita takut, bagaimana mau melindungi masyarakat? Kita teguhkan keyakinan dan berdoa kepada Tuhan. Yakinlah kejahatan bakal dikalahkan oleh kebenaran," kata Katim Agus mengakhiri perbincangan.(mad)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved