Berita Sriwijaya FC

Usai Jalani Operasi, Sandrian Tetap Fokus Berlatih Dalam TC Bersama Sriwijaya FC di Yogyakarta

Usai Jalani Operasi, Sandrian Tetap Fokus Berlatih Dalam TC Bersama Sriwijaya FC di Yogyakarta

Editor: Slamet Teguh
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Penyerang Sriwijaya FC Sandrian mencetak gol ke gawang Pertamina RU III yang dijaga kiper Junaidi. 

Meski sudah tidak merasakan sakitnya, namun Sandrian harus tetap mentaati pesan dokter dalam hal untuk tidak memakan yang pedas-pedas.

"Dilarang makan cabe yang pedes-pedas. Padahal saya sangat suka sekali yang pedas itu. Kalau gak makan pedes, rasanya gak enaklah. Orang Sulawesi sangat senang makanan pedas. Coach Fery yang suka bikin ngiler. Suka nawarin mau kah? Ada ayam dibikin sambel enak sekali. Ini sambel-sambel. sambel dabu-dabu bikinannya enak sekali. Kalao bisa gak boleh lagi makan pedes. Demi kesehatan jangan makan pedes lagi. Jadi yang manis-manis aja," katanya.

Melihat perkembangan tim saat ini, Sandrian mengaku optimis Tim Sriwijaya FC bisa menemukan kesolidan tim.

"Kemarin kita banyak latihan finishing. Insya Allah bisa kompak memanfaatkan peluang yang ada. Katanya diperkuat tim Liga 2 dan Liga 3 yang belum dapat tim. Kuat juga. Gak bisa pandang sebelah mata. Siapa pun lawan. Anggap aja untuk pertandingan kemudian hari. Semoga kami bisa memenangkan. Bisa beri yang tebaik untuk laga ujicoba di sini," kata pesepakbola yang sempat berpetualang menjadi striker Tarkam (Tarikan Kampung).

Sekada informasi, Sandrian yang mulai bermain dengan si kulit bundar dari masa kecil kelas 6 SD sekitar tahun 2005 mengikuti jejak sang ayahnya, Tuslin Lasenpe yang mantan pemain Persisam Samarinda divisi II kala itu.

Pada saat duduk di bangku SMP di tahun 2008, sulung dari empat bersaudara yang dilahirkan oleh ibundanta Norma Hukuma Lamaka ini ikut Liga Pelajar Indonesia (LPI).

Selepas tamat SMA tahun 2011, ia pun sering ikut dalam pertandingan sepakbola di kampungnya Kaipa (Palu Utara) dan kerap masuk babak semifinal (4 besar). 2011 vakum, Sandrian ikut tes Pol PP di Kota Palu.

Tahun 2013 ia saat itu yang masih honorer, memutuskan untuk keluar dan merantau ke Bontang, Kalimantan.

Di sana ada pamannya punya klub PHU (Palu Harapan Utama). Ia ikut pertandingan memperkuat klub perusahaannya itu. Di situlah ketemu lawan tim yang dilatih coach Budi Jo.

"Saya top skor turnamen 2013 mungkin lihat saya bagus main di kampung-kampung, coach Budi Jo di tahun 2014 menawarkan main di Perssu Sumenep pada Liga Nusantara. Pada waktu itu saya belum ngerti kalau main itu digaji, Alhamdulillah kami berhasil membawa Perssu lolos naik Divisi Utama. 2015 kita semua tidak dipertahankan lagi oleh Perssu, jadi pisah semua," beber Sandrian.

Di mata Sandrian, Coach Budi Jo tak hanya sebatas pelatihnya, namun sudah dianggap sebagai orangtua kedua.
"Dia banyak berjasa dalam karir saya dialah yang ngajak saya dari amatiran. Makanya saya sekarang ikut tim Sriwijaya FC Selain memang kita tahu Sriwijaya FC dikenal tim besar siapa yang gak mau," ujarnya.(fiz)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved