Spirit Bisnis

Jalankan Bisnis Batik Kujur, Gadis Asal Tanjung Enim Raih Omzet Rp 20 Juta Perbulan

Pembuatan batik khas Tanjung Enim yang diberi nama Batik Kujur, Maya dan beberapa warga lainnya diberikan pelatihan membatik.

Penulis: Ika Anggraeni |
Tribunsumsel.com/Ika
Pengrajin batik kujur 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARAENIM - Masih gadis tapi memiliki omzet hingga Rp 20 juta perbulan dari usaha membuat batik.

Batik Kujur yang dibuat oleh Mayar Rizki atau yang kerap disapa Maya ini tidak lepas dari buah kerja kerasnya.

Maya mengaku menjalani bisnis batik setelah mendapat program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan PT Bukit Asam.

Ditemui di kediamannya yang beralamat di Jalan Duta Belakang Bank BRI No 323 Dusun Tanjung Kecamatan Lawang Kidul kabupaten Muaraenim, Maya tengah sibuk membuat batik.

Pembuatan batik khas Tanjung Enim yang diberi nama Batik Kujur, Maya dan beberapa warga lainnya diberikan pelatihan membatik.

Resmi, Timnas Indonesia Bakal Gunakan Jersey Apparel Lokal Mills

"Awalnya sempat pesimis, setelah mengikuti pelatihan kami terus dibina agar bisa mandiri," katanya.

Ketekunan yang dijalani Maya kini membuahkan hasil.

Dari usaha produksi batik kujur, kini dalam sebulan bisa meraih omzet lebih dari Rp 20 juta.

"Tergantung pesanan dan bahan yang dipesan, semakin bagus bahan ya harganya semakin tinggi, karena ada kualitas ada harga," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan setelah dibina melalui kelompok usaha bersama batik kujur,pelan-pelan akhirnya iapun bisa mandiri dengan modal sendiri.

Bacaan Surat Al-Waqiah Lengkap 96 Ayat dengan Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya

"Alhamdulilah sekarang kebanjiran orderan, dan sekarang menjadi profesi baru, kalau kemaren banyak ibu-ibu nganggur,sekarang bisa diberdayakan,dan bisa jadi penghasilan,"katanya.

Ia juga menjelaskan alasan batik tersebut diberi nama Batik Kujur.

Dinamakan Kujur, karena Kujur adalah senjata khas pendiri cikal bakal kota Tanjung Enim di tahun 1316 M yang awalnya bernama Kute Tanjung Ayek Hening dengan pendiri kota Tanjung Enim ini bernama Syeh Palawa murid Syeh Jalaludin.

"Kujur senjata Puyang Pelawe berbentuk tombak yang terbungkus bambu, untuk mengenang sang Puyang Pelawe maka senjata beliau diabadikan dalam batik dengan berbagai desain"

"Ada yang dipakai sebagai list batik ataupun tersusun membentuk pucuk rebung model khas tumpal Tanjung Enim,"katanya.

Meski masih gadis, ia tak masalah kalau tangannya menjadi kotor dan menahan panas dari api.

"Demi kepuasan pelanggan, tidak apa-apa," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved