Penculikan di Palembang

Inilah Kesaksian EH Gadis Sekayu yang Diculik Sopir Travel, Detik-detik Saat Sang Sopir Mencurigakan

Rasa trauma masih begitu dirasa EH (22) pasca diduga nyaris menjadi korban penculikan oleh seorang oknum sopir travel, Senin (11/2/2020).

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
EH, korban penculikan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Rasa trauma masih begitu dirasa EH (22) pasca diduga nyaris menjadi korban penculikan oleh seorang oknum sopir travel, Senin (11/2/2020).

Saat ditemui di kediaman pamannya di Jalan Lubuk Bakung Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang, EH berujar bahwa dirinya masih mengingat benar detik-detik menegangkan lolos dari dugaan penculikan yang baru saja dialaminya.

"Saya bersyukur bisa selamat dari kejadian itu. Bersyukur juga tidak mengalami luka atau diapa-apakan oleh sopirnya," ucap Ema, Selasa (11/2/2020).

Dikatakan EH, dugaan upaya penculikan yang dialaminya bermula ketika ia memesan JM Travel untuk tujuan ke kota Palembang, tepatnya di Bougenville KM 7 yang merupakan kediaman rekannya.

EH meminta dijemput di rumah orang tuanya yang berada di Perumnas Sekayu Kelurahan Balai Agung Kecamatan Sekayu Musi Banyuasin.

Cerita Saksi Mata yang Selamatkan NH dari Penculikan Sopir Travel di Gandus, Ratusan Warga Keluar

"Saya pesan travel melalui telepon. Dan dijemput sekitar jam 12.00 dengan estimasi perkiraan akan sampai di Palembang sekira 3 sampai 4 jam kemudian," terangnya.

Mobil yang datang menjemputnya yakni Avanza warna hitam dengan nomor polisi BG 1737 JL.

Saat itu di dalam mobil ada lima penumpang termasuk EH dan satu orang sopir.

Ia sendiri mendapat tempat duduk di kursi paling belakang.

"Satu sopir dan satu penumpang duduk di didepan. Tiga penumpang lain duduk di kursi tengah dan saya sendiri duduk di kursi paling belakang," ucapnya.

Sampai di Palembang, satu penumpang kemudian turun di kawasan Kertapati.

Selanjutnya, EH memutuskan untuk pindah ke kursi tengah sebelah kiri.

Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali dan menuju ke arah Plaju untuk mengantarkan satu penumpang lagi.

Sopir kemudian mengarah ke kawasan KM 5 yang merupakan tempat tujuan dari penumpang yang lain.

"Penumpang itu diturunkan di masjid jalan Mandi Api. Setelah mereka turun, jadi tinggal saya sama sopirnya saja," ujarnya.

Kecurigaan EH mulai timbul ketika sang sopir memilih jalan tak biasa untuk sampai ke Bougenville KM 7 yang merupakan tempat tujuannya.

Sebab menurutnya, jalur yang ditempuh bisa langsung lurus tanpa harus berliku-liku.

"Disitu saya mulai curiga dan bertanya kok lewat jalan ini. Tapi dijawab sama sopirnya kita pilih jalan pintas. Saya juga sempat minta turun, tapi diabaikan dan justru mobil semakin digas kencang sama sopir itu," ucapnya.

Berdasarkan keterangannya pula, selepas di kawasan Mandi Api, mobil yang ditumpanginya sempat melewati jalan Way Hitam dan keluar di jalan samping Griya Agung.

Selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Demang Lebar Daun dan lurus sampai ke Simpang Macan Lindungan hingga terus lurus ke kawasan Gandus.

"Saya juga tidak tahu pasti bagaimana bisa sampai Gandus. Karena posisinya sudah gelap dan saya dalam keadaan panik," ujarnya.

EH yang masih panik, tetap berusaha meminta diturunkan sembari terus berdoa di dalam hati agar mendapat keselamatan.

Selanjutnya, ketika melintas di kawasan yang kemudian diketahui merupakan jalan Tanjung Kemang Kecamatan Gandus, ia mendapat kesempatan berteriak minta tolong pada rombongan orang yang sedang yasinan.

"Kebetulan kaca mobil saat itu dalam keadaan terbuka. Tapi setelah saya minta tolong, kaca mobil langsung dikunci sama dia (sopir)," ujarnya.

Sopir yang merasa panik karena warga yang mendengar teriakan EH langsung mengejarnya, terus saja melajukan mobil yang dibawanya.

Dalam perjalanan itu pula, sang sopir sempat mengancam EH yang masih dalam ketakutan yang teramat sangat saat itu.

"Dia bilang, aku balikkan mobil ini. Dia ngancam mau nabrakin mobil yang kami naiki saat itu," ujarnya.

Secara tiba-tiba, sopir tersebut kemudian berbelok arah ketika melewati Simpang Cinago yang di sisi kiri dan kanannya masih terdapat hutan dan kebun karet warga.

Namun ketika hendak berbelok arah, ban mobil justru terjebak di tanah merah sehingga tidak bisa bergerak.

Di saat itulah Ema mempunyai kesempatan untuk membuka pintu dan kemudian lari keluar.

"Saya langsung ditolong sama suami istri yang saat itu lagi melintas di sana. Saya sangat berterimakasih sama mereka," ujarnya.

Terkait keberadaan sopir tersebut, EH mengaku tidak melihatnya lagi setelah kejadian itu.

Ia langsung mendekat kepada warga untuk minta segera diselamatkan.

"Saya tidak lihat sopir itu lari kemana. Saya tidak hiraukan apa-apa lagi saat itu yang penting selamat saja," ujarnya.

Dibantu warga dan anggota Yonif Raider 200/BN, EH langsung mendapat pertolongan.

"Selanjutnya saya dibawa ke Polsek Gandus," ujarnya.

Setelah kejadian itu, EH langsung menghubungi sang ibu dan kemudian pamannya.

Atas kejadian itu, ia mengaku trauma dan engan untuk naik travel dalam waktu dekat.

"Jujur saya masih trauma, takut benar-benat takut sekali. Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata," ujarnya.

EH (22) penumpang travel yang diduga nyaris jadi korban penculikan oleh sang sopir yang saat ini masih buron. EH ditemui dikediaman pamannya di Jalan Jalan Lubuk Bakung Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang, Selasa (11/2/2020)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved