Warga Lahat Minta Evakuasi
Warga Lahat yang Minta Dipulangkan Dari Hong Kong Dikirimi Masker Oleh Bupati
Cik Ujang bakal mengirimkan bantuan masker ke Hong Kong untuk membantu para TKW khususnya yang berasal dari Kabupaten Lahat
TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT - Curahan hati Perni (29) TKW asal Desa Penantian, Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat, langsung direspon Bupati Lahat, Cik Ujang.
Cik Ujang bakal mengirimkan bantuan masker ke Hong Kong untuk membantu para TKW khususnya yang berasal dari Kabupaten Lahat.
Hal ini disampaikan langsung oleh Perni
Dikatakan Perni, jika dirinya sudah berkomunikasi dengan Bupati Lahat dan terhadap permohonannya langsung mendapat respon.
"Sudah dapat respon dari Bupati Lahat. Tadi telpon Perni, insya allah besok Bupati Lahat akan kirim masker ke Hong Kong," ucap Perni.
Sebelumnya diberitakan, Perni (29) warga Jarai Lahat yang menjadi tenaga kerja di Hong Kong terancam terinfeksi virus corona.
Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Penantian, itu secara langsung menghubungi wartawan sripoku.com (grup tribunsumsel.com) melalui sambungan telepon, Senin (10/2/2020)
Perni dan rekan sesama TKI asal Sumsel di Hong Kong juga sangat sulit mendapatkan masker.
Bahkan masker produk buatan indonesia yang dijual sesama orang Indonesia mengalami kenaikkan harga dua kali lipat sehingga membuat para TKI tidak mampu beli.
• BREAKING NEWS, Telat Validasi Data, 224 Siswa SMAN 18 Palembang Terancam Tak Bisa Ikut SNMPTN
• Demo Save Babi Menggema di Medan, Dipicu Gubernur Edy Rahmayadi yang Akan Musnahkan Ternak Babi
Kini Perni dan rekannya cemas.
Mereka saat ini berharap bantuan dari Gubernur Sumsel dan Bupati Lahat.
"Warga Hong Kong sudah ada yang meninggal dan wabah virus corona ini terus merebak. Kami sangat takut. Jangankan untuk pulang untuk keluar dari rumah kami tidak boleh, "kata Perni
Perni, yang sudah tujuh tahun berada di Hong Kong mengatakan ia dan rekannya sudah berusaha menyampaikan permasalahan yang ia hadapi baik ke Gubernur maupun Bupati Lahat melalui medsos dan memanfaatkan kontak para kepala daerah tersebut.
Namun, hingga kini belum ada respon.
"Tolong kami bapak bapak. Saya asli warga Lahat-Sumsel. Kami disini tidak bisa apa apa, "tutur Perni.
Sementara, selain menyampaikan via telepon, Perni juga mengirimkan permintaanya tersebut.
Berikut pesan yang disampaikan.
Yang saya hormati bapak gubenur H.HERMAN DERU sumsel.
Nama saya PERNI saya berasal dari kota pagar alam jarai,,
posisi saya saat DI hongkong
dan sebelomnya saya minta maaf dengan lancang DM bapak pribadi.
saya mewakili teman teman di hongkong yang sama sama berasal dari palembang.
menyampaikan kepada bapak,,
kami disini butuh bantuan MASKER PAK,,kita kekurangan masker,,stok di hongkong pun juga tidak ada,,ditambah lagi dengan banyaknya masyrakat indonesia yang ada di hongkong semua kekurangan masker malah dijadikan atau di manfaatkan oleh oknum oknum dari indonesia dengan mrnaikan harga harga masker dari indonesia yg tadinya cuman 50 skrng jadi 150,bahkan lebih.
kami disini sangat kuatir pak,dengan adanya VIRUS CORONEA yang ada di hongkong karena suda bnyk korban yang meninggal,
dan di hongkong juga ada bantuan pembagian masker geratis dari pihak KJRI hongkong,,tapi cuman seadanya,sedangkan masuarakat indonesea jutaan ribu di hongkong. (ehdi)
Mahasiswa China Pulang Kampung
Keinginan Adam Amrismafasyah (20), yang merupakan mahasiswa kelahiran Prabumulih tinggal di Kota Xuzhou Cina untuk pulang kampung akhirnya terwujud.
Adam bersama rombongan tiba di tanah air pada Sabtu (01/02/2020), tepatnya sekitar pukul 17.00 mendarat di bandara Sultan Mahmud Badarudin II.
"Kami bersama rombongan tiba di Palembang pukul 17.00, ini allhamdulillah sudah di rumah," ungkap Adam ketika dihubungi via Whatsapp, Minggu (2/2/2020).
Adam menceritakan, setelah tiba di bandara SMB II dirinya dan rombongan mendapat pemberitahuan dari pihak bandara agar tidak turun dari pesawat karena akan ada pemeriksaan kesehatan.
"Jadi disebutin nama saya buat gak turun pesawat terlebih dahulu, kemudian dibawa ke suatu ruangan untuk periksa kesehatan. Hasilnya normal sehat," kata Adam.
Pemeriksaan dilakukan petugas kesehatan di bandara tersebut menurut Adam dilakukan sekitar 15 menit tiap orang.
"Kami rombongan dan semuanya negatif, sehat semua tapi tetap dalam pengawasan dinas Kesehatan," bebernya seraya mengaku dirinya langsung pulang ke Desa Tebat Agung Kecamatam Rambang Dangku Kabupaten Muaraenim.
Alumni SMA 1 kota Prabumulih ini mengaku dirinya pulang kampung dengan sedikit tidak nyaman lantaran ada perbedaan perlakuan ketika ia pulang seperti biasa, dimana ada pertanyaan-pertanyaan yang kesannya mencibir dan rasa tidak suka dirinya pulang.
"Semua (keluarga dan tetangga) tau saya pulang, emang kerasa adanya beda perlakuan, kalau kesal ngak ada tapi ada pertanyaan-pertanyaan yang rada-rada mencibir terus seolah-olah ga suka aku pulang," keluhnya.
Terkait hal itu Adam dan keluarga berharap dan pengen adanya pemeriksaan lebih mendalam dari pihak kesehatan sehingga benar-benar ada bukti valid jika dirinya sehat.
"Aku pengennya ada pemeriksaan yang lebih mendalam jadi bisa benar-benar ada bukti valid buat buktiin ke orang-orang kalau saya sehat," lanjutnya.
Adam menuturkan, keluarga menginginkan ada pemeriksaan yang lebih rinci, sehingga memang merasa dan ada perhatian dari pemerintah.
"Pemeriksaan di bandara itu dilihat dari temperature tubuh terus dilihat dari gejala-gejala saja, kita bebas dari semua itu, dinyatain sehatnya secara lisan aja (tidak ada hasil tertulis)," tuturnya.
Ditanya setelah pulang dan kapan akan kembali ke Cina, Adam menambahkan jika dirinya akan kembali ke kampus setelah situasi aman.
"Saya di rumah sampai adanya pemberitahuan dari kampus kalau situasi sudah aman dan diizinkan kembali," tambahnya.