Berita Sriwijaya FC
Meski Sedikit, Harus Ada Pemain Lokal Sumsel di Skuad Sriwijaya FC, Namun Kebutuhan TIm Tetap Utama
Meski Sedikit, Harus Ada Pemain Lokal Sumsel di Skuad Sriwijaya FC, Namun Kebutuhan TIm Tetap Utama
Meski Sedikit, Harus Ada Pemain Lokal Sumsel di Skuad Sriwijaya FC, Namun Kebutuhan TIm Tetap Utama
TRIBUNSUMSEL.COM - Minimnya pemain lokal Sumsel di tubuh tim Sriwijaya FC ternyata mendapat sorotan berbagai pihak.
Sejauh ini memang ada empat orang pemain terbaik asal jebolan turnamen Piala Gubernur U-20 yang bergabung bersama Sriwijaya FC.
Selain itu ada Rifki Ahmad Ale Silitonga yang sejauh ini masih menjalani trial bersama Sriwijaya FC.
Meski menyadari direkrut tidaknya pemain lokal Sumsel merupakan penilaian pelatih yang paham standar kebutuhan tim, namun diharapkan prosentasi sekecil apapun penting untuk tetap dimasukkan dalam skuat berjuluk Laskar Wong Kito.
"Kalau menurut saya pemain lokal itu penting mau prosentase sekecil apapun. Jadi tanda tanya kenapa pemain lokal Sumsel yang lama tidak direkrut lagi. Mungkin saja mentalitas sehingga dianggap mereka percuma kontribusi daerah gak terlalu bersemangat. Kalo segi kualitas gak kalah. Sehingga lebih baik ngambil pemain luar Sumsel," ungkap pengamat sepakbola, Buyung Ismu.
• Profil M Noval Afif Muzaki, Pemain Lokal Sumsel yang Siap Stop Out Kuliah Demi Sriwijaya FC
• Manajemen Sriwijaya FC Dituding tak Peduli Pemain Lokal, Hendri Zainuddin: Salah Menilai
• Mantan Presiden Sriwijaya FC Sayangkan Tidak Ada Pemain Lokal di Squad SFC
• Sukses Cetak Gol Indah, Bagus Wijaya Optimis Lolos Trial Bersama Sriwijaya FC
• Berlaga di Liga 2 Indonesia, Tak Ada Pemain Lokal di Skuad Sriwjaya FC, Tinggal Rifki Jadi Harapan
Menurut legendaris Timnas Indonesia ini, pemain lokal maupun non lokal daerah klub berhomebase tetap saja yang diutamakan sesuai kebutuhan tim.
"Dia (coach) tidak memperdulikan ini anak dari daerah ataukah luar daerah. Yang punya standarisasi itu ada pada pelatih. Mau dia pemain lokal Sumsel kalau dia memang masuk kualitasnya, apa salah dia masuk skuat? Fanatisme akan dapat dukungan kedaerahannya kuat. Namun kalau secara kualitasnya jauh di bawah standar tim luar, maka akan ambil pemain luar," kata eks Pelatih PS Semen Padang.
Diingatkannya jika kebutuhan tim itu ada pada pelatih. Sementara manajemen punya alasan apakah imej pemain lokal tidak baik, larinya ke pelatih.
"Mereka digaji. Dulu saya di Semen Padang rekrut magang pemain lokal. Mereka dikasih uang saku, belum dapat gaji. Hanya tanda kontrak kosong sebagai persyaratan saja. Setelah mereka dinilai bagus, baru benar-benar dikontrak," ujarnya.
Fanatisme pendukung juga dinilai akan menyaksikan jika ada pemain yang dikenalnya. Ibarat masakan gak ada bumbu kalau gak ada suporter, gak ada yang mendoakan.
"Membuat klub itu gampang, tapi membentuk tim yang sulit. Dengan kepelatihan Budi Jo yang open, familiar, memiliki visi pemikiran yang sama, saya selalu mengajak kawan-kawan untuk menyaksikan Sriwijaya FC. Karena mereka berharap klub kebanggaan ini bisa bangkit," pungkasnya. (SP/Abdul Hafiz)