Kerajaan King of The King Sebut Bakal Bagikan Rp 3 Miliar untuk Rakyat Indonesia per Kepala

TRIBUNSUMSEL.COM - Kerajaan King of The King Sebut Bakal Bagikan Rp 3 Miliar untuk Rakyat Indonesia per Kepala

Ada lagi kerajaan baru di Tangerang yang disebut sebagai kerajaan "King of The King."

Padahal belum usai polemik Sunda Empire.

Bukan hanya itu, sebelum mencuatnya nama Sunda Empire, masyarakat lebih dulu dikejutkan dengan hadirnya Keraton Agung Sejagat (KAS) di Purworejo.

Jika Keraton Agung Sejagat mengklaim sebagai induk dari Kingdom State Tribune Koloni yang ada di seluruh dunia, Sunda Empire sebagai tatanan dunia baru penyelamat umat manusia, maka King of The King mengklaim punya aset sebanyak Rp 60.000 Triliun untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.

Munculnya raja-raja baru secara mendadak ini, menambah kebingungan masyarakat mengenai tujuan eksistensi mereka.

Sebelumnya, King of The King diketahui telah memasang sebuah spanduk serupa dengan KAS di kota Tangerang, yang kemudian ditertibkan segera oleh aparat Kepolisian dan Satpol PP Kota Tangerang.

Istimewa via Kompas.com

Melansir Kompas.com, spanduk yang juga menampilkan wajah Juanda, Ketua Umum Indonesia Mercusuar Dunia (IMD) ini, dipasang di kawasan Poris.

Juanda menyebutkan bahwa King of The King adalah raja dari segala raja yang ada di dunia.

"Itu adalah Raja Diraja, nanti beliaulah yang akan melantik dari seluruh presiden dan raja-raja di seluruh dunia," kata Juanda, dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/1/2020).

Ia juga mengklaim bahwa King of The King menduduki lembaga keuangan tertinggi dunia yang disebut Union Bank Switzerland (UBS) dan Indonesia Mercusuar Dunia (IMD).

King of The King yang juga dikenal dengan sebutan Mister Dony Pedro, disebut menjabat sebagai presiden USB.

Tak cukup sampai disana, Juanda juga menyebutkan bahwa kerajaan ini memiliki aset senilai Rp 60.000 Triliun.

Aset tersebut disebut-sebut sebagai kekayaan yang ditinggalkan Bapak Proklamasi Indonesia, Ir. Soekarno, diserahkan secara resmi kepada King of The King demi kesejahteaan Indonesia.

Mereka bahkan mengklaim mengenai adanya surat aset peninggalan Soekarno di Bank Swiss.