Semarak Imlek

Semarak Imlek, 10 Ribu Umat Sembahyang di Kelenteng Dwi Kwan In Palembang

Seperti perayaan Imlek tahun-tahun sebelumnya, klenteng Candra Nadi atau yang lebih dikenal dengan nama klenteng Dwi Kwan Im

Penulis: Hartati | Editor: Prawira Maulana
HARTATI
10 Ribu Umat Sembahyang di Kelenteng Dwi Kwan In 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Seperti perayaan Imlek tahun-tahun sebelumnya, klenteng Candra Nadi atau yang lebih dikenal dengan nama klenteng Dwi Kwan Im selalu ramai dipadati warga keturunan Tionghoa yang sembayang di kelenteng 10 Ulu ini.

Humas Klenteng Dwi Kwan Im, Harun mengatakan paling tidak ada 10 ribu umat yang sembayang di klenteng ini karena menjadi salah satu pusat ibadah yang paling banyak dikunjungi umat.

Tahun lalu kita siapkan 9 ribu lebih kertas sembahyang habis dan itu belum yang tidak terhitung sembayang tidak menggunakan kertas. Jadi tahun ini bisa lebih dari 10 ribu umat yang sembayang ke klenteng ini.

"Semalam puncak beribadah karena sesuai tradisi usai sungkeman dan makan malam barulah beribadah hingga dini hari," ujarnya, Sabtu (25/1/2020).

20 Kata Kata Gong Xi Fa Cai, Ucapan Imlek 2020 dalam Bahasa Mandarin dan Artinya

Meski Jumat malam puncak ibadah dan perayaan Imlek namun hingga Sabtu siang masih terdapat sejumlah warga keturunan Tionghoa yang datang untuk beribadah.

Sebanyak 2 ribu lampion terlihat bergelantungan di halaman klenteng hingga pintu masuk kelenteng. Tradisi menghias klenteng ini sudah lama dilakukan bahkan jauh hari sebelum perayaan Imlek dimulai.

Harun mengatakan sudah menjadi tradisi setiap kali menyambut Imlek klenteng ini dibersihkan dan dicat ulang juga dihias dengan ribuan lampion merah. Hal ini dilakukan untuk memeriahkan Imlek agar klenteng terlihat indah dan cerah.

Selain warga keturunan Tionghoa yang bersuka cita menyambut Imlek, pedagang burung Pipit yang menjajakan dagangannya di sekitar klenteng juga kecipratan rezeki. Tradisi melepas hewan peliharaan dengan tujuan agar menjauhkan balak dan agar rezeki melimpah masih dilakukan sejumlah warga keturunan hingga kini.

Sejumlah pegadang berjejer menawarkan burung yang akan dilepas sebagai simbol membuang soal di tahun tikus logam.

"Sejak Kamis sudah di sini membawa ribuan burung yang dibeli juga dari pengepul, harga yang dijual bervariasi tergantung banyak dan sedikitnya burung yang dibeli. Ada yang hanya membeli satu atau dua burung saja tapi ada juga yang royal membeli satu sangkar penuh untuk dilepaskan," ujar Andri salah satu pedagang burung.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved