Asap Karhutla Australia Sudah Sampai di Amerika, Indonesia Masih Aman Kiriman Asap

Asap kebakaran hutan di Australia telah menyeberangi Samudera Pasifik hingga mencapai Benua Amerika

AUSTRALIAN BROADCASTING CORPORATION VIA AP
Foto ini berasal dari video yang memperlihatkan banyak kangguru dan domba yang tewas akibat kebakaran hutan yang melanda Kangoroo Island, Australia Selatan, Minggu (5/1/2020). Suhu udara yang lebih rendah pada hari Minggu itu membawa harapan akan ada jeda kebakaran hutan yang telah menghancurkan tiga negara bagian Australia, menghancurkan hampir 2.000 rumah 

TRIBUNSUMSEL.COM - Asap kebakaran hutan di Australia telah menyeberangi Samudera Pasifik hingga mencapai Benua Amerika.

Arah aliran “polar jet stream” yang dominan ke arah timur membuat wilayah Indonesia relatif aman dari asap kebakaran ini.

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Amerika (The National Aeronautics and Space Administration/NASA) telah memperingatkan, kebakaran hutan di Australia tak hanya menyebabkan kerusakan secara lokal.

Hal ini juga akan memengaruhi kondisi atmosfer secara global.

Analisis NASA yang dipublikasikan pada Jumat (10/1/2020) pekan lalu ini menyebutkan, kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang meliputi panas membakar dalam skala luas dikombinasikan dengan kekeringan ekstrem, telah menyebabkan pembentukan pyrocumulonimbus (pyroCb).

Fenomena pyroCb pada dasarnya adalah badai petir yang disebabkan api. Mereka dipicu oleh pengangkatan abu, asap, dan bahan pembakaran yang sangat panas.

Saat bahan-bahan ini dingin, terbentuk awan yang berperilaku seperti badai petir biasa tetapi tanpa disertai hujan.

Kebakaran hutan bisa terjadi kapan saja di Australia, tetapi puncak musim kebakaran hutan berbeda-beda di tiap-tiap wilayah. Bencana kebakaran kali ini, menurut ahli, terjadi di luar perkiraan.

“Badai pyroCb ini menjadi medium bagi asap untuk mencapai stratosfer lebih dari 10 mil (16 km) di ketinggian.

Begitu berada di stratosfer, asap dapat menempuh jarak ribuan mil dari sumbernya sehingga memengaruhi kondisi atmosfer secara global,” demikian keterangan NASA.

Badai pyroCb ini menjadi medium bagi asap untuk mencapai stratosfer lebih dari 10 mil (16 km) di ketinggian.

Begitu berada di stratosfer, asap dapat menempuh jarak ribuan mil dari sumbernya.

Dengan cara ini, asap kebakaran di Australia memberi dampak yang dramatis di Selandia Baru, menyebabkan masalah kualitas udara yang parah di seluruh wilayah tersebut, dan salju di puncak gunung yang menghitam karena jelaga.

Selain di luar Selandia Baru, pada 8 Januari, berdasarkan observasi data satelit, NASA telah mendeteksi asap dari Australia telah menyebar hingga di atas Amerika Selatan.

Asap ini telah mengubah langit menjadi kabur dan menyebabkan cahaya matahari terbit dan matahari terbenam menjadi berwarna-warni. Asap itu diperkirakan bakal mengelilingi seluruh dunia, sebelum i kembali ke langit di atas Australia.

Sumber: Kompas
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved