Berita OKI

Pedagang Durian Dadakan di Kayuagung Berniat Pindah Palembang, Omzet Turun Setelah Tol Dibuka

Dikatakannya, ia sudah berjualan sekitar 15 tahun lebih namun baru tahun ini merasakan penurunan omzet jualan.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Winando Davinchi
Penjual dadakan buah durian di Simpang Celikah, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir. 

TRIBUNSUMSEL, KAYUAGUNG-Operasional jalan tol Terbanggi Besar-Kayuagung-Palembang juga berdampak kepada pedagang durian dadakan di Simpang Celikah, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Sarmadi, seorang pedagang durian merasakan perbedaan pembeli dari tahun sebelumnya dan sekarang.

Dikatakannya, ia sudah berjualan sekitar 15 tahun lebih namun baru tahun ini merasakan penurunan omzet jualan..

"Baru tahun ini saya jualan sehari mau ngabisin 100 buah durian aja susah banget,"

"Kalau dulu dalam sehari bisa menghabiskan 300 lebih buah durian, kalau untuk penghasilan dulu 6-7 juta. Sekarang paling ya 2 juta pendapatan kotor dalam sehari," ucapnya, Minggu (5/1/2020).

Pedagang buah durian sifatnya dadakan, hanya sekitar 4 bulan. Sebab tergantung dari musim buah tersebut.

"Saya biasanya mulai jualan dari mulai bulan Desember, kalau bulan sekarang ini durian di datangkan langsung dari luar Provinsi seperti Bangka atau Jambi,"

"Tetapi saat masuk sekitar bulan Februari sampai bulan April, durian bisa dibeli langsung dari petani yang berada di daerah Desa Kijang, Kecamatan Kayuagung," jelasnya.

Lebih lanjut Sarmadi bercerita tahun lalu jika sudah masuk musim durian di Kayuagung, lapak dagangannya bisa penuh buah duirian.

"Wah kalo dulu pas lagi musim, setiap harinya bisa bongkar sekitar 3 mobil truk buah durian atau seribu lebih,"

"Tapi kalau sekarang gak berani lagi. Paling seadanya saja yang penting jualan," ujar Hatta.

Ditambahkannya, bahwa penurunan jumlah pembeli membuat beberapa pedagang lainnya memilih tidak lagi berjualan di pinggir jalinsum tersebut.

"Lapak yang berada di pinggir jalan sekarang tinggal sekitar 6 pedagang, tetapi tahun sebelumnya bisa mencapai 20 pedagang,"

"Itu liat aja sendiri (sambil menunjuk ke arah depan-red), lapaknya sudah rusak tidak terurus," tambahnya.

Penurunan pembeli dikarenakan sudah dibukanya jalan tol dari Lampung hingga Palembang, yang membuat jalinsum sepi dilalui pengendara.

"Semua pedagang mengeluh semenjak dibukanya jalan tol untuk kendaraan umum. Jadi pengendara lebih memilih lewat tol ya akibat nya dagangan saya sepi kaya sekarang," ungkapnya.

Sarmadi berencana dalam waktu dekat akan pindah berjualan di wilayah Kota Palembang.

"Kalau tiap hari gini, ya enak saya pindah saya ke arah bandara di Palembang," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved