Berita Selebriti
Medina Zein Ngaku Konsumsi Narkoba Demi Obati Bipolar, Ahli Kejiwaan Bongkar Fakta Lain
Medina Zein Ngaku Konsumsi Narkoba Demi Obati Bipolar, Ahli Kejiwaan Bongkar Fakta Lain
Medina Zein Ngaku Konsumsi Narkoba Demi Obati Bipolar, Ahli Kejiwaan Bongkar Fakta Lain
TRIBUNSUMSEL.COM - Pengusaha dan selebgram Medina Zein ditangkap dan menjadi tersangka setelah dinyatakan positif mengonsumsi narkoba.
Sebelum tertangkap, Medina Zein mengaku sebagai penderita bipolar.
Bipolar adalah gangguan yang berhubungan perubahan suasana hati mulai dari posisi terendah depresif, tertekan ke tertinggi, panik atau gelisah.
"Bukan hal yang mudah untuk hidup dengan diagnosa isu mental tertentu," tulis Medina Zein dalam sebuah unggahan di akun Instagram.
"Setiap hari bangun dengan perasaan yang sama, kembali tak terkendali, mengendalikan, lelah, semangat, patah lagi, membalut kembali," lanjut tulisan Medina Zein.
Banyak masyarakat yang berspekulasi penggunaan zat amphetamime oleh Medina Zein karena bipolar yang diidapnya.
Apakah benar zat amphetamine bisa menjadi obat bagi penderita bipolar?

Dr Laurentius Panggabean SpKJ, Direktur Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, menyanggah persepsi tersebut.
Menurutnya, amphetamine tidak masuk dalam daftar obat yang diresepkan bagi pengidap bipolar.
"Dulu pernah amphetamine digunakan untuk obat bagi penderita depresi. Tujuannya meningkatkan mood," kata Laurentius Panggabean dihubungi Warta Kota, Selasa (31/12/2019).
Tapi, lanjutnya, penggunaan amphetamine itu kemudian dihentikan karena lebih banyak negatifnya daripada pengobatan.
Laurentius Panggabean menyebutkan, bipolar termasuk dalam kategori gangguan jiwa berat, terkait dua hal, yakni kepanikan dan depresi.
Ada tiga faktor yang menjadi penyebab penyakit ini, yakni genetika, psikologis dan faktor sosial.

"Penyebab paling banyak itu biasanya karena faktor genetika," ujar Laurentius Panggabean.
Selain itu, orang yang mengaku mengidap bipolar harus bisa menunjukkan diagnosa dari dokter spesialis kejiwaan.
"Pertanyaannya siapa yang mendiagnosa dia bipolar. Nanti ketahuan resep obat apa yang diberikan," katanya.
Bipolar, jelas Laurentius Panggabean, "Biasanya diberi penenang atau obat-obat golongan psikotropi, nggak sampai amphetamine,".
Upaya Penanganan Penderita Bipolar
Laurentius Panggabean memahami kegelisahan dan kepanikan ketika gejala bipolar itu muncul pada diri seseorang.
"Bipolar itu penyakit. Bahayanya kalau dia sedang panik sampai tidak bisa mengendalikan diri," ucap Laurentius Panggabean.

"Emosinya berlebihan, sampai tindakan-tindakannya itu tidak bisa dikontrol.
Pokoknya perilaku-perilaku yang kadang tidak bisa dipertanggungjawabkan," lanjutnya.
Misalnya, ia mencontohkan, penderita bipolar jadi boros belanja.
"Kemarahan yang meledak sewaktu-waktu tanpa sebab, kehidupan seksual yang tidak terkontrol dan banyak lagi yang berkaitan dengan mood atau perasaannya.
Tapi tidak semua bipolar seperti itu, dalam artian ada tingkatannya," jelasnya.
Laurentius Panggabean tidak menampik adanya orang yang kemudian coba cara lain untuk mengatasi kegelisahan atau kepanikan yang kerap muncul dalam dirinya.
Salah satunya dengan mengkonsumsi narkoba yang mengandung amphetamine.
"Itu langkah yang tidak benar. Orang mungkin bereksperimen, lalu makai barang-barang begituan (narkoba), ya itu tidak tepat dan sangat berbahaya," katanya.

Amphetamine,kata Laurentius Panggabean, hanya memberikan efek sementara, tidak bisa mengobati.
"Amphetamine justru banyak bahayanya," ucap Laurentius Panggabean.
Lalu apa penanganan yang tepat untuk penderita bipolar?
Laurentius Panggabean menyarankannya agar para penderita bipolar secara rutin konsultasi dan berobat ke dokter spesialis kejiwaan.
"Diagnosa untuk bipolar itu tidak gampang, harus ke ahlinya. Tidak semua dokter bisa mengobati.
Untuk penangannya yang efektif, dari obat yang diresepkan dan dukungan orang terdekat," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Benarkah Amphetamine Bisa Menjadi Obat Bagi Pengidap Bipolar, Begini Penjelasan Ahli Kejiwaan, https://wartakota.tribunnews.com/2019/12/31/benarkah-amphetamine-bisa-menjadi-obat-bagi-pengidap-bipolar-begini-penjelasan-ahli-kejiwaan?page=all.