Harimau Terkam Warga di Sumsel Belum Mau Masuk Perangkap, BKSDA Ingin Harimau Jangan Sampai Terluka
Harimau Terkam Warga di Sumsel Belum Mau Masuk Perangkap, BKSDA Ingin Harimau Jangan Sampai Terluka
TRIBUNSUMSEL.COM - Teror harimau membuat warga resah.
Sebanyak lima warga Sumatera Selatan di Kabupaten Lahat, kota Pagaralam dan Muara Enim tewas dalam konflik antara harimau dan manusia yang terjadi sejak satu bulan terakhir.
Selain itu, dua korban lainnya mengalami luka-luka dan sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) setempat.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan akhirnya memasang 55 camera trap di wilayah konflik untuk memantau pergerakan harimau.
Sementara, untuk di Kabupaten Muara Enim petugas telah memasang jebakan dengan umpan kambing karena raja hutan tersebut telah memasuki perkampungan.
Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, mereka saat ini bekerjasama dengan Non Governmenet Organization (NGO).
"Harimau tidak boleh dilukai dalam proses pengembalian ke habitat, karena dilindungi oleh Undang-Undang kita," kata Genman, Selasa (31/12/2019).
Menurutnya, masuknya harimau ke kawasan perkebunan dan pemukiman diduga lantaran habitat harimau yang telah terganggu, di mana banyaknya pembalakan hutan serta perburuan pakan dari raja hutan tersebut.
Selain itu, kejadian yang menewaskan Sulistiowati (30) di Kampung 5 Talang Tinggi, Desa Padang Bindu, Muara Enim pada Jumat (27/12/2019) lalu, diakui Genman, terjadi di luar wilayah hutan lindung.
Ia pun menduga kawasan tersebut memang wilayah jelajah harimau meskipun bukan hutan lindung.
"Bisa saja ada wilayah jelajah harimau di luar kawasan hutan lindung karena kita tidak bisa prediksi waktunya. Sebab, wilayah jelajah harimau sangat luas bisa mencapai puluhan kilometer per hari,"jelasnya.
Sebelumnya, enam orang petani di Pagaralam dan Lahat diterkam harimau sejak satu bulan terakhir.
Dari enam kejadian itu, empat di antaranya tewas.
Sementara dua orang lain mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Korban yang selamat adalah Marta Rolani (24) petani kopi di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan yang diserang oleh seekor harimau, pada Senin (2/12/2019).