Semakin Serius, KLHK Diminta Untuk Mengatasi Konflik Harimau dan Manusia di Sumsel
Semakin Serius, KLHK Diminta Untuk Mengatasi Konflik Harimau dan Manusia di Sumsel
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Konfilik antara manusia dan harimau yang terjadi di Sumatera Selatan, belakangan waktu terkahir ini turut menjadi perhatian anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Untuk itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dapat segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (BPR) RI, Riezky Aprilia, mengatakan telah menyampaikan permasalah ini kepada KLHK, dan meminta agar dapat segera ditindaklanjuti. Sebab kasus penyerangan satwa liar tersebut yang terjadi berada di sekitaran kawasan hutan lindung. Seperti Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, Muara Enim.
"Kita sudah minta KLHK untuk melihat apa yang sebenarnya menyebabkan konflik ini bisa terjadi," katanya di Palembang, Sabtu (28/12/2019).
Riezky bilang, konflik antara manusia dan harimau hingga menyebabkan sejumlah korban jiwa tersebut berdampak buruk, khususnya di sektor perekonomian. Warga yang mayoritas petani menjadi takut pergi ke kebun dan jumlah wisatawan pun menurun.
"Kalau memang habitat mereka (harimau) di hutan lindung itu terganggu apa solusi terbaik yang bisa diberikan kepada masyarakat, mengingat mayoritas warga di lokasi itu adalah petani," ujarnya.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, berdasarkan pembahasan dengan Menteri LHK, Siti Nurbaya, diketahui jika sudah disiapkan proporsi hutan khususnya di wilayah Pagar Alam, akan diusulkan sebagai Taman Nasional Gunung Dempo.
"Akan tetapi antara pembangunan dan kebutuhan seperti pembangkit listrik dan lain-lain itu yang harus dikaji bersama sehingga tidak merusak hutan dan ekosistem yang ada di dalamnya," tandasnya.