Hujan dan Angin Kencang di Palembang
Desember Sampai Maret Puncak Curah Hujan Tinggi, BMKG Ingatkan Jangan Berteduh di Bawah Pohon
Dari data BMKG SMB II Palembang, hujan yang terjadi kriteria lebat dengan curah hujan 57,5 mm dan kecepatan angin kriteria ekstrem dengan kecepatan 47
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Hujan disertai petir dan angin kencang terpantau cukup ekstrem.
Dari data BMKG SMB II Palembang, hujan yang terjadi kriteria lebat dengan curah hujan 57,5 mm dan kecepatan angin kriteria ekstrem dengan kecepatan 47 Knot atau 87 km per jam.
Menurut Kasi Observasi dan Data BMKG SMB II Palembang Bambang Beny, hal ini terjadi karena adanya awan konvektif cumulonimbus atau awan hitam pekat berbentuk kembang kol dalam bentuk single cumulonimbus.
Karena petumbuhan awan Cumulonimbus single, mengakibatkan perbedaan tekanan dan suhu yang cukup signifikan antara daerah yang terpapar hujan dan disekitarnya yang belum terpapar hujan.
"Analisa ambruknya atap rumah dan pohon roboh di Palembang karena perubahan karakteristik permukaan bumi atau tanah yang relatif rata akibat pembukaan lahan."
"Inilah yang membuat potensi angin kencang pada wilayah berkarakteristik seperti ini dan akan berpotensi sering terjadi," ujar Bambang, Kamis (26/12/2019).
Lanjutnya, bulan Desember hingga Maret merupakan bulan dengan curah hujan tertinggi.
Dari data normal Stasiun Meteorologi SMB II Palembang dalam kurun waktu 30 Tahun terakhir, kondisi musim hujan akan terus berlangsung hingga memasuki musim peralihan ke musim kemarau umumnya pada Maret hingga April 2020 mendatang.
"Kami menghimbau kepada masyarakat, untuk tetap lebih berhati-hati dalam bertransportasi pada siang hingga sore hari. Karena hujan dan angin kencang bisa berpotensi terjadi."
"Jangan berteduh di bawah pohon saat hujan terjadi dan menghindari titik-titik macet saat adanya genangan akibat hujan," katanya.